JAKARTA, KOMPAS – Tim bola voli duduk Indonesia untuk Asian Para Games 2018 mulai mengintensifkan simulasi pertandingan dalam program latihannya. Hal itu untuk meningkatkan mental bertanding para atlet sebelum menghadapi pertandingan mulai 7 Oktober. Adapun Indonesia menurunkan satu tim putra dengan target masuk semifinal dan satu tim putri dengan target meraih medali perunggu.
Pelatih voli duduk Indonesia Andri Asrul Setiawan ditemui di sela pelatnas voli duduk di Jakarta, Jumat (21/9/2018), mengatakan, ini adalah hari perdana tim voli duduk Indonesia berlatih di Jakarta. Sebelumnya, sejak Januari sampai 19 September, mereka berlatih di Solo, Jawa Tengah.
Memasuki pelatihan di Jakarta, mereka punya dua program utama, yakni adaptasi lingkungan dan arena pertandingan, serta peningkatan intensitas simulasi pertandingan. Untuk proses adaptasi lingkungan, hanya dilakukan selama dua hari di tempat latihan di GBK Arena.
Sedangkan adaptasi arena pertandingan di Tenis Indoor Senayan, baru bisa dilakukan pada 1 Oktober atau saat arena dibuka untuk tim berlatih. Proses adaptasinya juga hanya sekitar dua hari. “Bagi atlet, adaptasi tidak butuh waktu yang terlalu lama. Dua-tiga hari sudah cukup. Tapi memang semakin lama akan semakin baik agar mereka benar-benar menguasai lingkungan dan arenanya,” ujar Andri.
Selepas melakukan adaptasi, mereka akan lebih intensif melakukan simulasi pertandingan. Menurut Andri, tim yang terdiri dari delapan atlet untuk tim putri dan delapan atlet untuk tim putra itu akan melakukan latihan setiap hari dari Senin sampai Sabtu. Per hari, mereka melakukan dua sesi latihan, yakni pukul 08.00-11.30 dan pukul 15.00-17.00.
Dalam dua sesi latihan itu, program latihan akan lebih banyak diisi dengan simulasi pertandingan. Bahkan, setiap tim, dijatah untuk melakukan simulasi pertandingan selama lima set dengan durasi kurang lebih satu jam setengah. “Hal ini dilakukan agar atlet bisa lebih siap saat pertandingan. Diharapkan, dengan banyak melakukan simulasi tersebut mental bertanding mereka makin matang,” katanya.
Di samping simulasi pertandingan, Andri menyampaikan, tim tetap akan mendapatkan porsi latihan teknik tetapi dengan durasi yang sangat singkat. Latihan teknik itu juga lebih banyak diisi dengan latihan umpan dan smes. “Kami sudah banyak melakukan latihan teknik selama di Solo. Di Jakarta ini, kami memang ingin siapkan tim untuk lebih siap bertanding,” tuturnya.
Adaptasi lebih lama
Kapten tim voli duduk putri Indonesia Anissa Tindy Lestary mengatakan, sejatinya, persiapan mereka sudah cukup matang. Selain sudah melakukan pelatnas cukup lama di Solo, mereka pun mendapatkan kesempatan berlatih tanding dan pemusatan latihan di luar negeri.
Paling tidak, tim putri mendapatkan kesempatan ikut Kejuraan Dunia Voli Duduk Enam Tim di China pada Mei lalu. Saat itu, mereka duduk di peringkat kelima. Mereka pun sempat mendapatkan kesempatan melakukan pelatnas 10 hari di Kuala Lumpur, Malaysia. “Pengalaman ikut kejuaraan dunia dan pemusatan latihan di luar negeri itu sudah cukup baik,” ujarnya.
Untuk saat ini, Anissa menyampaikan, para atlet sejatinya berharap dapat kesempatan adaptasi lingkungan dan arena bertanding lebih lama. Saat ini, atlet hanya berkesempatan berlatih di GBK Arena selama 20-29 September. Kemudian, mereka rehat sehari sebelum mulai mencoba arena pertandingan di Tenis Indoor Senayan per 1 Oktober. Namun, saat mulai mencoba arena pertandingan, mereka pun harus berbagi dengan tim-tim lain yang sudah mulai berdatangan.
“Harusnya, sebagai tuan rumah, kami bisa dapat kesempatan adaptasi tempat latihan dan tanding lebih lama. Kami butuh benar-benar memahami kondisi lapangan dan suasana tempat latihan maupun bertanding tersebut. Makin lama beradaptasi, kami bisa lebih terbiasa dan itu sangat positif sebelum pertandingan” katanya.
Adapun tim putra Indonesia mendapatkan target masuk empat besar atau sampai ke semi final, sedangkan tim putri ditargetkan meraih perunggu. Langkah kedua tim tidak akan mudah. Tim putra akan menghadapi lawan sulit, seperti Iran, China, Jepang, Korea Selatan, hingga Thailand.
Sedangkan tim putri akan menghadapi lawan sulit, seperti China, Jepang, Korea Selatan, hingga Uzbekistan. “Target itu memang berat, tapi kami akan tetap berusaha keras meraihnya,” tegas Anissa.