Jakarta, KompasSebanyak 1.680 pelari akan mengikuti lomba lari estafet Kizuna Ekiden 2018 yang digelar di sekitar pusat perbelanjaan Plaza Senayan, Jakarta, Minggu (23/9/2018) pagi. Para pelari begitu antusias karena terpikat oleh nilai-nilai persahabatan yang menjadi inti dari lomba yang diselenggarakan oleh Harian Kompas dan surat kabar Jepang terkemuka, Mainichi Shimbun, itu.
Mantan pemain tim nasional sepak bola Indonesia, Ponaryo Astaman, mengaku langsung bersemangat ketika diundang untuk mengikuti lomba ini sebagai pelari tamu. ”Saya langsung bersedia karena ini bukan lomba lari biasa, tetapi ada nilai-nilai persahabatan dan kerja samanya,” kata Ponaryo di sela acara pesta penyambutan pelari di Hotel Fairmont, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2018).
Selain Ponaryo, ada tiga pelari tamu lainnya, yaitu Haruka Nakagawa (penyanyi), Yuki Kato (aktris), dan Shohei Matsunaga (pemain PSMS Medan). Dalam lomba lari yang digelar setiap tahun sejak 2014 ini, para pelari terbagi dalam tim yang berisi empat pelari. Dalam setiap tim, salah satu pelari harus merupakan warga Indonesia atau Jepang. Ponaryo, Haruka, Yuki, dan Shohei akan berlari dalam satu tim.
Shohei bahkan tidak perlu berpikir panjang untuk mengikuti lomba ini meski pada Jumat (21/9) sore masih berada di Medan untuk berlaga melawan Persela Lamongan. ”Libur satu hari (Sabtu kemarin) sudah cukup supaya saya bisa berlari di hari Minggu,” kata pemain asal Jepang yang sudah tujuh tahun tinggal di Indonesia ini.
Shohei dan setiap pelari akan menempuh rute sepanjang 2,7 kilometer. Total rute yang ditempuh satu tim adalah sejauh 10,8 km.
Mulai dikenal
Pesta penyambutan pelari pada Sabtu kemarin dihadiri Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Direktur Pemasaran Mainichi Shimbun Harumi Isowa, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga Mulyana, dan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ratiyono.
”Ekiden merupakan olahraga lari di Jepang yang bersejarah dan kini sudah mulai dikenal di Indonesia melalui lomba ini,” kata Harumi Isowa. Lomba kali ini juga menjadi istimewa karena sekaligus untuk merayakan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang.
Masafumi Ishii menambahkan bahwa Pemerintah Jepang telah menggunakan Ekiden sebagai alat pertukaran budaya dengan negara lain. ”Saya juga akan ikut berlari,” ujarnya.
Adapun Mulyana dan Ratiyono merasakan manfaat besar dari Ekiden dan merasa lomba ini perlu terus disosialisasikan. ”Kami berharap lomba seperti ini bisa menjadi sarana rekreasi keluarga,” ujar Ratiyono.
Agar berjalan lancar, keamanan dan keselamatan para pelari menjadi prioritas.
”Kami berusaha menjaga acara ini tetap aman. Di sisi lain, kami berharap pelari juga mengenali batasnya dan tidak memaksakan diri,” ujar Budiman. (DEN/E19)