SOLO, KOMPAS – Para atlet Asian Para Games 2018 berkeyakinan tidak akan mengalami kendala dalam beradaptasi dengan arena pertandingan Asian Para Games di Jakarta. Meskipun kondisi arena pertandingan Asian Para Games memiliki karakter berbeda dengan arena latihan selama pelatnas di Solo, Jawa Tengah, mereka siap beradaptasi dengan perubahan karakter itu.
Zaenal Arifin, atlet balap kursi roda, mengatakan, telah mencoba lintasan atletik ketika test event, Juli lalu di Jakarta. Lintasan balap kursi roda memiliki karakter lebih empuk dibandingkan dengan arena atletik yang biasa digunakan berlatih selama pelatnas di Stadion Sriwedari, Solo. Kondisi lintasan yang lebih empuk membuat kayuhan kursi roda terasa menjadi lebih berat.
“Lintasan di Jakarta itu terbilang masih baru, jika dibanding lintasan di Stadion Sriwedari, Solo. Untuk itu, kami akan coba dulu lagi arena Asian Para Games di Jakarta tersebut untuk adaptasi sebelum lawan-lawan datang,” katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin (24/9/2018).
Zaenal mengaku tidak mengkhawatirkan perbedaan karakter lintasan atletik itu. Atlet-atlet dari negara lain dipastikan juga akan merasakan perbedaan karakter arena tempat mereka berlatih dengan arena pertandingan Asian Para Games 2018. Dicontohkan, karakter lintasan atletik untuk balap kursi roda di Jakarta juga terasa berbeda dengan arena atletik ASEAN Para Games di Kuala Lumpur, Malaysia maupun dengan lintasan atletik di Beijing, China yang pernah dijajal ketika mengikuti uji tanding dalam kejuaraan Grand Prix Paralimpiade Atletik Dunia, Beijing, 7-15 Mei 2018 silam. “Jadi kondisi seperti itu hal yang wajar saja ketika kita datang bertanding,” katanya.
Pemain bulu tangkis, Hary Susanto, mengatakan, tidak akan ada kendala beradaptasi dengan arena pertandingan Asian Para Games di Jakarta. Hary mengaku sudah mencoba arena bulu tangkis tersebut ketika test event di Jakarta.
“Saya sudah cukup mengenal arenanya, tidak masalah. Lapangan memang agak silau dibanding yang biasa dipakai untuk latihan di Solo, tapi musuh juga akan merasakan hal yang sama,” katanya.
Nurhadi, atlet panahan mengatakan, sudah siap menjajal arena panahan Asian Para Games. Kondisi arena latihan, dari sisi pengaruh kecepatan dan arah angin dipastikan berbeda dengan lapangan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa, Solo yang dipakai untuk pelatnas panahan. Meski demikian, pemain telah dilatih untuk mengenali karakter angin dan cara mengatasinya dimanapun perlombaan digelar. “Sebagai tuan rumah memiliki keuntungan mencoba lebih dulu arena Asian Para Games,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional Indonesia Senny Marbun mengatakan, pemberangkatan atlet ke Jakarta direncanakan 30 September 2018, maju dari rencana sebelumnya 1 Oktober 2018. Dengan demikian, masih ada waktu satu pekan bagi atlet-atlet untuk beradaptasi dengan arena perlombaan. "Waktu satu minggu itu cukup untuk beradaptasi," katanya.