JAKARTA, KOMPAS Pekan keempat Liga Kompas Kacang Garuda U-14, Minggu (23/9/2018), menghadirkan sejumlah laga dramatis berkat gol-gol di pengujung waktu. Stamina dan konsentrasi tinggi jadi faktor penting dalam kompetisi seketat Liga Kompas.
Setidaknya tiga dari delapan laga Liga Kompas yang dilangsungkan di GOR Ciracas, Jakarta Timur, kemarin, diwarnai gol-gol krusial di menit-menit akhir. Drama ini salah satunya terjadi di laga Siaga Pratama kontra Benteng Muda IFA, salah satu tim promosi, yang berakhir imbang 2-2.
Siaga Pratama, salah satu langganan Liga Kompas, sempat nyaman berkat keunggulan dua gol lebih dulu. Namun, kenyamanan itu seolah membius mereka. Gawang mereka kebobolan dua gol di 13 menit terakhir laga itu.
Hal serupa terjadi di laga Ragunan Soccer School kontra tim debutan di lain, Big Stars Babek FA. Para pemain Babek tampil penuh semangat di laga itu dan nyaris menahan imbang Ragunan, tim yang seolah ”tancap gas” di awal musim ini.
Pertahanan rapi yang digalang Babek sempat membuat frustrasi Ragunan, tim tergarang di Liga Kompas dengan koleksi sembilan gol di empat laga. Serangan bertubi-tubi Ragunan berkali-kali dipatahkan barisan bek Babek yang sempat tampil disiplin.
Namun, solidnya pertahanan Babek mulai tergerus waktu. Sedikit kelengahan mereka berbuah gol Ragunan yang dicetak Dicky Daniel pada menit ke-48 atau 12 menit jelang laga bubar.
Kemenangan 1-0 itu membuat Ragunan bertengger di puncak klasemen sementara Liga Kompas dengan nilai sempurna, yaitu 12 poin dari empat laga. Mereka dibuntuti Benteng Muda, Salfas Soccer, dan Bina Taruna, yang sama-sama mengemas 10 poin.
Bina Taruna juga dipaksa bersusah payah meraih tiga poin dari tim debutan lain, Bina Taruna Cibubur. Bina Taruna, juara musim 2016-2017, menunggu hingga menit ke-57 untuk membuat gol semata wayang ke tim Cibubur itu.
Harry Salisbury, Pelatih Bina Taruna Cibubur, kecewa dengan kekalahan 0-1 itu. Ia sempat berharap tim bisa meraih paling tidak satu poin dari laga itu.
”Hasil akhir tentu mengecewakan, padahal secara permainan kami tidak kalah. Kami sempat memiliki sejumlah peluang emas di babak pertama,” ungkap Harry seusai laga tersebut.
Ia mengatakan, tim kalah stamina dari lawan serta kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir laga itu. ”Sejumlah pemain kami kurang bugar. Mereka kelelahan, apalagi cuaca terik panas seperti ini. Dalam kompetisi rutin seperti ini, menit-menit akhir jadi krusial,” ujar Harry.
Reyhan Afif Sucahyo, kapten Bina Taruna Cibubur, mengatakan, tim kalah fisik dari tim lawan yang lebih berpengalaman. Dari total 25 pemain tim asal Jakarta Timur itu, hanya tujuh yang berpengalaman turun di kompetisi sepak bola usia dini seperti Liga Kompas.
”Bermain tiap seminggu sekali di liga seperti ini adalah pengalaman baru bagi sebagian besar dari kami,” ujar Reyhan.
Berbeda dengan Cibubur, para pemain Astam merasa beruntung sempat diasah di kompetisi U-13 garapan Topskor. Pengalaman di liga itu membuat mereka mampu terbiasa menjaga stamina selama 60 menit laga di Liga Kompas.
Tim pendatang baru tersebut mampu konsisten menyerang dan bermain agresif ketika menghadapi Kabomania, tim langganan lain di Liga Kompas, kemarin. Anak-anak Astam seolah tidak lelah berlari dan mengejar gol. Mereka pun menang telak, 4-0.
Menurut Zainal Anwar, asisten pelatih Astam, tampil lepas alias tanpa beban menjadi kunci kemenangan telak mereka. ”Hari ini, anak-anak bermain lepas dan sangat menikmati permainan. Jika happy (senang), bermain sepak bola bakal lebih mudah,” ujar Zainal.
Berbeda dengan tim-tim lain, ungkap Zainal, pihaknya sengaja meniadakan latihan setiap Sabtu. Persiapan digelar tiga hari, yaitu Selasa, Kamis, dan Jumat. ”Dengan begitu, para pemain bisa beristirahat cukup dan lebih segar saat bermain pada Minggu,” ujarnya.
Di laga lain, Villa 2000 mengakhiri paceklik kemenangan musim ini setelah membekap Jakarta Football Academy (JFA), juara Liga Kompas musim lalu. Gol semata wayang Villa dicetak secara kilat, yaitu hanya 60 detik setelah wasit meniup peluit pertama laga itu.
Gol yang dicetak Muhammad Kaka tersebut merupakan yang tercepat di Liga Kompas musim ini. Gol itu mengantarkan Villa meraih poin perdana di musim ini. Tim asal Pamulang itu meninggalkan posisi juru kunci dan kini melesat ke peringkat ke-12 dari 16 tim.
Menurut Artha Wijaya, Pelatih Villa 2000, gol kilat itu telah direncanakan. Kepuasannya pun bertambah karena tim kali ini bisa mempertahankan keunggulan, tidak seperti pekan sebelumnya. (JON/IGA)