Ganti Mesin Lagi, Red Bull Ambil Risiko Kena Sanksi
Oleh
·2 menit baca
SOCHI, RABU Tim Formula 1 atau F1, Red Bull, memutuskan untuk kembali menggunakan mesin Renault Spesifikasi B yang pernah mereka gunakan sebelumnya. Keputusan itu diambil setelah pebalap Red Bull kesulitan mengendalikan mobil dengan mesin baru Renault Spesifikasi C pada balapan di Sirkuit Monza, Italia, dan di Sirkuit Jalan Raya Marina Bay, Singapura.
Keputusan peralihan kembali ke mesin yang lama itu menimbulkan konsekuensi hukuman bagi kedua pebalap Red Bull, yakni pemunduran posisi start.
”Kami sudah menyiapkan spesifikasi (mesin) sebelumnya untuk balapan berikutnya karena Sochi akan menjadi akhir pekan yang sulit untuk kami. Kami menerima risiko-risiko ketika kami mengambil mesin (spesifikasi C). Mesin itu memberikan tenaga lebih besar dan sedikit liar dalam beberapa hal,” ungkap Pemimpin Tim Red Bull Christian Horner di situs resmi F1, Senin (24/9/2018) malam waktu Rusia.
Pada balapan di Monza, pebalap Red Bull, Max Verstappen, yang menggunakan mesin spesifikasi C finis di posisi kelima, di belakang dua pebalap Mercedes dan Ferrari. Adapun rekannya, Daniel Ricciardo, gagal finis.
Pada balapan di Singapura, Verstappen finis kedua, di belakang sang pemenang pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, dengan selisih waktu sekitar 8,9 detik. Sementara Ricciardo finis keenam.
Meski hasil balapan di Singapura cukup baik, Verstappen mengaku kesulitan untuk mengendalikan mobil dengan mesin terbaru Renault itu.
Horner pun memahami kesulitan yang dihadapi pebalapnya itu sehingga memilih menggunakan kembali mesin spesifikasi B.
Apalagi ia juga mempertimbangkan kondisi Sirkuit Sochi yang menjadi arena balapan pada Minggu (30/9) nanti. Sirkuit ini memiliki beberapa lintasan lurus panjang sehingga Red Bull memprediksi penggunaan kembali mesin spesifikasi C akan lebih menyulitkan pebalapnya untuk bersaing dengan para pebalap Mercedes dan Ferrari.
Meski demikian, Horner meyakini, dalam rentang waktu yang lebih panjang, para mekanik Red Bull akan bisa mengoptimalkan penggunaan mesin spesifikasi C tersebut sehingga bisa lebih dikendalikan para pebalapnya. Ia pun menargetkan bisa meraih satu kemenangan musim balapan 2018 berakhir.
”Meksiko mungkin satu-satunya kesempatan yang kami miliki pada tahun ini untuk kembali menang dalam kondisi normal,” kata Horner.
Sepanjang musim ini, tercatat tiga kali pebalap Red Bull merebut podium pertama. Ricciardo menang balapan di China (15/4) dan Monako (27/5), serta Verstappen menang di Austria (1/7).
Sementara itu, pebalap andalan Mercedes, Lewis Hamilton, menyadari posisinya belum aman untuk merebut gelar juara dunia kelima kalinya pada musim ini meski saat ini unggul 40 poin dari pesaing terdekatnya, Sebastian Vettel (Ferrari).
Pebalap Inggris itu pun mendesak timnya untuk menggunakan suku cadang yang dikembangkan untuk musim 2019, pada sisa musim 2018 ini. (OKI)