SEOUL, RABU--Datang ke turnamen bulu tangkis Korea Terbuka dengan bekal gelar dalam kejuaraan bergengsi, ekspektasi pada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie semakin tinggi. Mereka diharapkan bisa konsisten bersaing pada level elite dunia.
Anthony mengikuti turnamen BWF World Tour level Super 500 ini sebagai juara China Terbuka, pekan lalu. Adapun Jonatan sebagai peraih medali emas Asian Games Jakarta Palembang 2018, Agustus. Mereka juga datang ke Stadion SK Handball, Seoul, sebagai dua pebulu tangkis terbaik yang bertemu pada final Korea Terbuka 2017. Saat itu, Anthony mengalahkan Jonatan.
Perjalanan Anthony menuju gelar juara China Terbuka juga terbilang fantastis. Dia mengalahkan lima pemain, empat di antaranya para peraih gelar juara dunia, yaitu Lin Dan, Viktor Axelsen, Chen Long, dan Kento Momota.
Prestasi Anthony dan Jonatan memunculkan harapan lahirnya generasi baru tunggal putra Indonesia pada level elite. Bersamaan dan setelah era Taufik Hidayat yang pensiun pada 2014, Indonesia memiliki tunggal putra dengan gelar juara internasional, seperti Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Tommy Sugiarto. Namun, tak ada yang menyamai prestasi Taufik dengan gelar juara Olimpiade Athena 2004 dan juara dunia 2005.
Tak berhenti
Anthony dan Jonatan pun diharapkan tak berhenti dengan prestasi yang mereka capai pada 2018, apalagi dengan akan diselenggarakannya Olimpiade Tokyo 2020. Pelatih tunggal putra pelatnas Hendry Saputra Ho menyadari besarnya ekspektasi pada Anthony dan Jonatan setelah masing-masing mendapat perunggu dan emas Asian Games.
”Selalu ada ujian bagi pemain setelah juara. Tinggal dilihat konsistensinya. Setiap atlet pasti punya tujuan, selagi tujuan itu belum tercapai, harus berjuang terus. Kalau jatuh, berjuang lagi,” kata Hendry.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah menyamai prestasi pada Korea Terbuka 2017 ketika Anthony dan Jonatan tampil di final. Keduanya telah melewati babak pertama yang berlangsung Rabu (26/9/2018). Anthony menang atas pemain Perancis, Lucas Corvee, 21-18, 21-10, sedangkan Jonatan mengalahkan Kanta Tsuneyama (Jepang), 21-18, 21-16. Kemenangan juga diraih Tommy atas Lee Hyun-il (Korea Selatan), 21-9, 21-16.
Pelatnas bulu tangkis utama juga memiliki Ihsan Maulana yang pekan lalu menjuarai Bangka Belitung Indonesia Masters. Namun, Ihsan langsung tersingkir pada babak pertama Korea Terbuka setelah dikalahkan unggulan keempat, Chou Tien Chen (Taiwan), 18-21, 14-21. Chou adalah peraih perak Asian
Ihsan sebenarnya menjadi bagian dari kekuatan utama tunggal putra Indonesia saat mereka mengantarkan Tim Merah Putih meraih emas bulu tangkis beregu putra pada SEA Games Singapura 2015. Namun, pemain berusia 22 tahun itu sering cedera hingga menghambat penampilannya.
Rekan pelatnas
Pertemuan antara sesama pemain pelatnas akan terjadi pada babak kedua ganda campuran, antara Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.
Kedua pasangan menang dua gim pada babak pertama. Praveen/Melati menang atas Ou Xuanyi/Tang Jinhua (China), 21-10, 23-21, adapun Hafiz/Gloria mengalahkan Lee Fang Chih/Chang Ching Hui (Taiwan), 21-15, 21-11.
”Kami sudah sering latihan bersama, sama-sama tahu kebiasaan Hafiz/Gloria seperti apa. Kalau ketemu teman sendiri, siapa yang siap dia yang akan menang. Semoga bisa mengeluarkan permainan terbaik kami,” kata Praveen, yang juga juara Korea Terbuka 2017 saat dia masih berpasangan dengan Debby Susanto.
Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria menjadi dua wakil ganda campuran Indonesia tersisa. Dua wakil lainnya tersingkir pada babak pertama, yaitu Ronald/Annisa Saufika dan pasangan pelatnas pratama, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Dua ganda putri Indonesia, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, juga lolos ke babak kedua. Adapun kekalahan Lyanny Alessandra Mainaky dan Akbar Bintang Cahyono/Mohammad Reza Pahlevi membuat Indonesia tak memiliki wakil lagi pada tunggal putri dan ganda putra.