Rotasi Efektif Chelsea
Laju positif Liverpool terhenti di tangan Chelsea, tim yang memiliki kualitas pemain merata di berbagai lini. Kemenangan di Anfield menjadi modal Chelsea menatap laga panas Liga Inggris.
LIVERPOOL, KAMIS Chelsea patut optimistis menatap musim ini. Tanpa sejumlah pemain bintangnya, mereka menyingkirkan Liverpool pada babak ketiga Piala Liga Inggris, Kamis (27/9/2018) dini hari WIB, di Anfield.
Berkat kemenangan tipis, 2-1, itu, ”The Blues” menjadi satu-satunya tim di Liga Primer Inggris yang belum terkalahkan di berbagai kompetisi musim ini. Adapun rekor 100 persen kemenangan ”The Reds” pada tujuh laga di berbagai kompetisi akhirnya terhenti.
Kemenangan itu jadi modal Chelsea menatap duel ”ulangan” kontra Liverpool di Liga Inggris, Sabtu (29/9). Laga ini bakal digelar di Stamford Bridge, markas The Blues. ”Kemenangan ini akan meningkatkan kepercayaan diri kami setelah sempat ditahan imbang West Ham, pekan lalu. Laga Sabtu nanti lebih penting. Kami harus berani mengalahkan kembali Liverpool,” tutur Eden Hazard, pencetak gol kemenangan Chelsea atas Liverpool.
Laga di Anfield, kemarin, menyingkap perbedaan kualitas pemain pelapis di Chelsea dan Liverpool. Pada laga ini, manajer kedua tim sama-sama melakukan rotasi pemain besar-besaran.
Manajer Liverpool Juergen Klopp menurunkan delapan pemain berbeda dari laga sebelumnya, yaitu saat melumat Southampton, 3-0, di Liga Inggris, Sabtu lalu. Hal yang sama dilakukan Maurizio Sarri, Manajer Chelsea.
Sejumlah bintang Chelsea, seperti gelandang Jorginho, kiper Kepa Arrizabalaga, dan bek sayap Marcos Alonso, absen di laga kemarin. Adapun Hazard, pemain terproduktif Chelsea saat ini, tampil dari bangku cadangan.
Namun, absennya Alonso, misalnya, bisa ditutupi dengan baik oleh bek Emerson Palimieri yang direkrut pada musim lalu. Pemain asal Brasil itu tidak hanya tangkas dalam bertahan, tetapi juga menyumbang gol penyama kedudukan Chelsea.
Lini tengah Chelsea juga tidak kehilangan kreativitas berkat penampilan positif pemain pelapis yang kaya jam terbang internasional, seperti Cesc Fabregas dan Ross Barkley. Lini tengah Chelsea lebih dominan dari Liverpool yang tanpa Giorginio Wijnaldum dan Jordan Henderson.
Timpangnya kualitas pemain pelapis kedua tim terutama terlihat di lini belakang. Bek sayap The Reds, Alberto Moreno, ”kedodoran” menghadapi penyerang Chelsea, khususnya Hazard yang membuat gol ”slalom”.
Absennya duet bek inti, Virgil van Dijk dan Joe Gomez, membuat Liverpool rapuh dalam situasi bola mati dan duel di udara. Hal itu terbukti dari gol pertama Chelsea yang tercipta lewat tendangan bebas di menit ke-79.
Klopp mempersoalkan gol itu karena menilai sejumlah pemain Chelsea berdiri di posisi off-side sebelum Emerson mencetak gol. Klopp mempertanyakan efektivitas teknologi asistensi video wasit (VAR) yang diujicobakan di Liga Inggris musim ini.
”Kenapa Anda menggunakan VAR jika enggan mengambil keputusan berani? Bagi saya, off- side terjadi ketika (Ross) Barkley menyundul. Itu sangat jelas,” tutur Klopp seusai laga itu.
Balas dendam
Meski kalah dan tersingkir di Piala Liga, bek Liverpool, Dejan Lovren, yakin timnya bisa bangkit, akhir pekan ini. Menurut dia, laga di London, Sabtu mendatang, bakal jadi pembalasan dendam The Reds atas Chelsea.
Pada laga ini, Liverpool bakal kembali mengerahkan kekuatan utamanya yang menakutkan, seperti duo penyerang Roberto Firmino dan Mohamed Salah yang absen di Anfield.
”Laga tadi hanya pemanasan untuk duel Sabtu mendatang. Saya yakin kami bakal tampil jauh lebih baik di akhir pekan ini,” ujar Lovren kepada Express.co.uk.
Pada laga lainnya, Tottenham Hotspur melewati ujian berat dengan menyingkirkan Watford dari Piala Liga melalui drama adu penalti. Watford, yang musim ini tampil mengejutkan dengan bercokol di peringkat keempat Liga Inggris, sempat merepotkan pertahanan Spurs.
Watford, yang diasuh Javi Gracia, unggul lebih dulu di laga ini. Kedua tim sama kuat 2-2 hingga berakhirnya waktu normal, yaitu 90 menit. Pada laga ini, Spurs ibarat menjadi tim ”tunawisma”.
Mereka tidak bisa bermain di rumahnya sementara, Wembley, karena stadion itu baru saja dipakai untuk konser. Adapun kandang mereka yang baru saja selesai direnovasi, White Hart Lane, belum bisa digunakan.
Laga kontra Watford pun terpaksa diungsikan ke Milton Keynes di pinggiran London. ”Saya yakin, (Hart Lane) bisa dipakai segera, mudah-mudahan Desember ini,” ujar Mauricio Pochettino, Manajer Spurs. (AFP/JON)