SELANGOR, KOMPAS Hanya satu pertandingan yang memisahkan tim nasional Indonesia U-16 dengan mimpi untuk lolos ke Piala Dunia U-17 pertama kalinya. Namun, untuk mewujudkan mimpi itu, Indonesia perlu mengalahkan Australia di ajang Piala Asia U-16 di Selangor, Malaysia. Tugas ini tidak mudah karena Australia menggilas skuad ”Garuda Muda”, 3-7, satu tahun lalu.
Pelatih timnas U-16 Fakhri Husaini pun butuh membuka catatan lama untuk menutup celah skuadnya. Kekalahan telak yang dialami Indonesia dari Australia pada Piala AFF U-15 di Thailand pada Juli 2017 itu menjadi pelajaran berharga.
Babak perempat final Piala Asia U-16 ini akan berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Senin (1/10/2019) pukul 15.30 WIB. Indonesia lolos ke perempat final dengan status juara Grup C, sedangkan Australia peringkat dua Grup D. Empat tim yang menang di perempat final dan melaju ke semifinal, otomatis lolos ke Piala Dunia U-17 Peru 2019.
”Australia dari sisi pemain tidak banyak berubah, cara main mereka juga masih sama. Mereka masih tim yang berkualitas,” kata Fakhri dalam konferensi pers di Petaling Jaya, Selangor, Sabtu (29/9). Konferensi pers itu dihadiri delapan pelatih dari semua tim yang tampil di babak perempat final.
Australia, kata Fakhri, merupakan lawan yang sangat berat meski pada laga grup D mereka sempat kalah dari Korea Selatan, 0-3. Namun, Australia kemudian bisa mengalahkan Irak, tim juara Piala Asia U-16 tahun 2016, dengan skor 2-1, dan terakhir mengalahkan Afghanistan, 4-0.
”Australia adalah tim dengan organisasi menyerang dan bertahan sama baiknya. Pemain mereka juga punya dasar teknis yang bagus,” kata Fakhri. Tim Negeri Kangguru itu memiliki penyerang mematikan, Noah Vinko Botic, yang sudah mengoleksi tiga gol. Botic mencetak dua gol saat menang atas Indonesia tahun lalu.
Australia juga punya talenta muda yang perlu diwaspadai, yaitu Tristan Shane Hammond. Penyerang berusia 15 tahun itu sudah bermain untuk tim muda klub Sporting Lisbon.
Agresivitas lini serang Australia itu menjadi pelecut bagi Indonesia untuk kembali mempertajam lini serang. Pada dua laga terakhir, Indonesia hanya bermain seri, ditahan imbang Vietnam (1-1) dan India (0-0).
Pelatih Australia Trevor Brian Morgan mengatakan, laga satu tahun lalu tidak lagi relevan pada perempat final nanti. ”Kami sangat menghormati lawan karena setiap tim kini punya kekuatan dan kelebihan sendiri,” katanya.
Morgan mengatakan, pihaknya sangat gembira bisa menjadi bagian dari kompetisi level Asia ini. Dia menilai tujuh tim lain yang lolos ke delapan besar adalah tim yang berkualitas dan layak bertarung di perempat final.
Kondisi fisik
Terkait kekalahan dari Australia tahun lalu, Fakhri menyebut faktor stamina pemain menjadi penyebabnya. Waktu itu skuad Garuda Muda bisa unggul 2-0 lewat gol Amiruddin Bagus Kahfi pada 10 menit pertama laga. Namun, Australia kemudian bisa menyusul ketertinggalan dengan mudah karena pemain Indonesia sudah kehabisan tenaga.
”Kondisi fisik pemain waktu itu kurang bagus dan kami hanya punya waktu persiapan sedikit,” kata Fakhri. Oleh karena itu, kondisi fisik menjadi perhatian utama Fakhri menjelang laga perempat final ini.
Sabtu sore, skuad Garuda Muda menikmati hari libur. Selama satu hari mereka tidak berlatih dan Fakhri mengajak para pemain untuk berbelanja di kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Para pemain dibebaskan untuk berkeliling ke toko-toko yang ada untuk berbelanja. Mereka rata-rata membeli baju.
”Perlu rekreasi seperti ini biar pikiran mereka jernih, tidak suntuk,” kata Fakhri.
Lagi pula, rekreasi menjadi salah satu bagian penting dari program latihan agar kondisi fisik dan mental pemain seimbang.
Pada babak perempat final, laga akan berlangsung selama 2x45 menit. Jika skor masih imbang, laga akan langsung dilanjutkan dengan adu penalti. Karena itu, fisik dan mental sangat berpengaruh menentukan pemenang.