Tim ”Garuda Muda” kehilangan kesempatan tampil di Piala Dunia U-17 tahun 2017. Namun, mereka masih bisa berkembang menjadi pemain yang jauh lebih tangguh pada masa mendatang.
KUALA LUMPUR, Kompas Tim nasional sepak bola Indonesia U-16 tersingkir dari turnamen Piala Asia U-16 menyusul kekalahan 2-3 dari Australia pada perempat final di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (1/10/2018). Namun, mereka pulang dengan kepala tegak karena mampu memberi perlawanan.
”Saya bangga dengan para pemain yang sudah memberikan segalanya. Saya berharap mereka terus berkembang menjadi cikal bakal pemain hebat Indonesia,” kata Pelatih Timnas U-16 Indonesia Fakhri Husaini setelah laga.
Para pemain punya banyak waktu untuk mencari pengalaman lebih banyak.
Tim asuhan Fakhri itu patut dibanggakan karena untuk pertama kali sejak tahun 1990 Indonesia kembali menembus fase gugur Piala Asia U-16. Mereka maju ke fase gugur sebagai juara Grup C dan menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara.
Indonesia juga mampu memperbaiki penampilannya saat melawan Australia. Pada Piala AFF U-15 tahun lalu, tim asuhan Fakhri itu ditekuk Australia, 3-7.
Kali ini, Indonesia setidaknya bisa mulai mengimbangi permainan lawan.
Tahun lalu, Indonesia unggul lebih dulu 2-0 sebelum akhirnya Australia membalikkan keadaan dan menang telak 7-3. Hal serupa terjadi di Bukit Jalil, Senin. Penyerang Indonesia, Sutan Diego Zico, mencetak gol pada menit ke-17 memanfaatkan kesalahan lini belakang Australia.
Namun, keunggulan Indonesia itu tidak bertahan lama. Pada menit ke-51, bek Australia, Daniel Walsh, menyamakan kedudukan setelah memenangi duel udara dan menyundul bola ke gawang Indonesia yang dijaga Ernando Ari Sutaryadi.
”Gol pertama Australia itu membuat mental kami jatuh. Apalagi, mereka memasukkan dua pemain baru,” kata Zico. Menurut Zico, dua bek sayap Australia cukup menyulitkan karena aktif menyerang.
Setelah gol pertama, Australia menambah keunggulan melalui Adam Leombruno pada menit ke-65 dan Noah Botic, menit ke-74. Namun, skuad Garuda Muda pantang menyerah dan mencetak satu gol balasan melalui Rendy Juliansyah, menit ke-89. Rendy mencari celah di antara bek lawan dan menerima umpan lambung dari tengah.
Sayangnya, tak cukup waktu bagi Garuda Muda untuk menyamakan kedudukan. Mereka pun menangis dengan kepala tertunduk ketika wasit meniup peluit akhir. Namun, ribuan suporter Indonesia tetap memberi semangat hingga para pemain masuk ke kamar ganti.
”Kami harus menerima kekalahan ini. Masih ada kesempatan untuk main di timnas U-19,” kata bek Muhammad Salman Alfarid. Pemain yang bersama Zico membela tim Liga Kompas Gramedia-SKF di Piala Gothia 2017 itu meyakini, Piala Asia adalah target tertunda.
Pelatih Australia Trevor Morgan yakin, para pemain Indonesia punya masa depan cerah. ”Saya melihat Indonesia bermain penuh gairah. Saya yakin 100 persen, Indonesia bisa tampil di Piala Dunia,” katanya.
Timnas U-16 telah mengoleksi tiga piala sejak 2017, yaitu Piala Tien Phong Plastic 2017, Jenesys Jepang-ASEAN U-16 2018, dan Piala AFF U-16 2018. Wajar jika ekspektasi publik kepada mereka sangat tinggi.
”Pemain harus bisa belajar menghadapi situasi seperti ini. Mereka harus siap, di sepak bola hasil tidak selalu sesuai yang diharapkan,” kata Fakhri. Pelatih yang merupakan mantan pemain timnas Indonesia itu pun meminta para pemain melupakan kekalahan ini dan kembali beraktivitas sebagai pelajar sekaligus tetap berlatih. (DEN)