Duel kontra Liverpool akan menguji kepiawaian taktik Carlo Ancelotti, pelatih baru Napoli. Pengalaman panjang Ancelotti di Eropa akan berhadapan dengan militansi ”The Reds”.
NAPOLI, SELASA Suporter Napoli nyaris menangisi kepergian bekas pelatihnya, Maurizio Sarri. Namun, pemilik Napoli, Aurelio De Laurentiis, justru bersikap sebaliknya. Ia meyakini, ”Partenopei” menyongsong era cerah bersama pelatih baru kaya prestasi di Eropa, Carlo Ancelotti.
Optimisme Laurentiis itu bukan tanpa alasan. Ancelotti adalah pelatih yang kaya pengalaman sekaligus prestasi, baik di level domestik maupun Eropa.
Tidak seorang pun bisa menandingi rekor trofi Ancelotti, yaitu tiga kali juara Liga Champions Eropa sebagai pelatih dan dua kali sebagai pemain bola.
Musim ini Napoli memang masih kesulitan menandingi keperkasaan Juventus di Liga Italia, liga yang nyaris mereka menangi musim lalu di bawah asuhan Sarri, pelatih yang dicintai fans klub itu. Hari Minggu (30/9/2018), mereka dibekap Juve, 1-3, meski unggul lebih dulu di Turin.
Namun, Ancelotti berpeluang membayar kegagalan itu saat menjamu Liverpool di penyisihan Grup C Liga Champions, Kamis (4/10/2018) dini hari WIB. Inilah peluang bagi Ancelotti untuk membuat Napoli dipandang di Eropa, hal yang tidak mampu dilakukan pelatih-pelatih terdahulu, termasuk Sarri, dalam kurun tiga dekade terakhir ini.
Sejak menjuarai Liga Europa pada 1989 bersama pelatih Ottavio Bianchi dan striker Diego Maradona, Napoli mengalami kemerosotan prestasi. Capaian terbaik mereka di Eropa setelah itu hanya babak 16 besar Liga Champions.
Musim lalu, bersama Sarri, mereka bahkan tersingkir di babak awal, yaitu penyisihan grup.
”Sarri memang menghadirkan sepak bola indah. Namun, Ancelotti menawarkan hal lain, yaitu pengalaman, fleksibilitas taktik, dan warisan trofi. Itu menjadi keunggulan Ancelotti yang tidak ada di Sarri,” ujar Ken Cioffredi, fans Napoli, menjelang duel kontra Liverpool, seperti dikutip laman This Is Anfield.
Napoli tidak boleh kehilangan poin saat melawan Liverpool jika ingin memelihara kans lolos dari Grup C, grup maut yang juga dihuni Paris Saint-Germain. Pada laga sebelumnya, mereka ditahan Red Star Belgrade, 0-0.
Menurut Charlie Nicholas, pengamat sepak bola Eropa, Napoli bisa meredam Liverpool, tim tertajam di Liga Champions saat ini dengan rata-rata produksi 2,5 gol per laga. Bersama Ancelotti, Napoli diyakininya bakal lebih kuat dalam bertahan.
”Napoli bakal tampil hati-hati karena menyadari bahayanya serangan balik cepat Liverpool. Kita tahu bagaimana (gaya) tim-tim Italia yang enggan terburu-buru dan memaksakan kemenangan,” ujar Nicholas, dikutip Daily Star.
Di lain pihak, ia menilai The Reds mulai memperlihatkan kelemahannya musim ini saat dibekap dan ditahan Chelsea di Piala Liga dan Liga Primer, pekan lalu. ”Liverpool tidak dapat mengontrol laga seperti biasanya mereka lakukan pekan-pekan sebelumnya. Ini bisa dimanfaatkan Napoli untuk melakukan hal serupa,” ujar Nicholas kemudian.
Mohamed Salah adalah salah satu pemain Liverpool yang kini tengah disorot. Produktivitas pemain sayap yang mengemas 44 gol musim lalu itu menurun drastis musim baru ini. Ia baru mencetak tiga gol dari delapan laga.
Ia pun ditarik keluar di tengah laga saat melawan Chelsea akhir pekan lalu. Namun, James Milner, gelandang Chelsea, tidak cemas dengan kurang tajamnya Salah dan lini serang Liverpool sepekan terakhir.
Menurut dia, The Reds punya militansi dan keteguhan akan pakem menyerang. Mereka diyakini bakal tetap tampil menyerang di Italia.
”Nyatanya, kami tetap banyak menciptakan peluang. Anda baru boleh cemas jika kami tidak ada peluang gol. Saya yakin, mereka (para penyerang Liverpool) bakal segera tampil lebih baik,” ujar Milner.
Jammie Caragher, mantan bek Liverpool, meyakini, Salah akan bangkit dimulai dari laga kontra Napoli. (JON)