JAKARTA, KOMPAS - Sanksi kepada klub terkait kasus kematian suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, telah diputuskan. Kini sepak bola Indonesia perlu berbenah. PSSI diharapkan segera memiliki landasan baru untuk manual liga yang lebih memperhatikan faktor keamanan.
Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) PSSI Gusti Randa, Rabu (3/10/2018), mengatakan, PSSI harus segera membuat peraturan organisasi (PO) yang akan menjadi landasan bagi manual liga. Ini menjadi salah satu rekomendasi TPF untuk mencegah terulangnya kasus Haringga.
Haringga tewas dikeroyok suporter Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu (23/9/). Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum Persib menggelar laga kandang di Kalimantan hingga akhir musim ini. Pada musim depan, Persib harus menggelar laga kandang tanpa penonton pada separuh musim.
Dalam hal ini, TPF bertugas memberi data untuk memperkaya bahan yang dimiliki Komdis sebelum menjatuhkan sanksi. TPF bekerja selama lima hari sejak 30 September. TPF menemui Persib dan Persija, panitia pelaksana pertandingan, dan kepolisian.
Menurut Gusti, keputusan yang sudah dijatuhkan tidak bisa dipertanyakan lagi. Namun, klub bisa menempuh upaya banding. ”Ini adalah momentum awal untuk membenahi sepak bola. Kalau melihat ke depan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan,” katanya.
Menyusun PO untuk menjadi landasan manual liga yang baru merupakan pekerjaan rumah untuk mencegah terulangnya kasus Haringga. ”Selama ini PSSI memakai regulasi keamanan dari FIFA, sekarang harus dibuat PO yang sesuai Statuta PSSI dan kode disiplin,” kata Gusti.
Hal yang perlu diterapkan dalam manual liga yang baru, ujar Gusti, antara lain integrasi elemen pengamanan. Petugas keamanan panpel harus berkoordinasi dengan polisi. Klub juga perlu berpikir strategi mengamankan laga, termasuk wajib mengedukasi suporter.
Untuk saat ini, bergulirnya kembali Go-Jek Liga 1 hari Jumat (5/10) menjadi momen krusial untuk membuktikan ada perubahan positif dalam pelaksanaan laga setelah kematian Haringga. ”Kami berharap sepak bola Indonesia kembali bermartabat,” kata anggota Komite Eksekutif PSSI, Refrizal.
Media Officer Persib Irfan Suryadireja menyatakan keberatan atas sanksi ini. Dia mengatakan, semua butir hukuman yang dijatuhkan tidak menimbang semua fakta di lapangan, tidak mencerminkan keadilan, serta urung memberikan solusi atas akar masalah. (DEN/SEM)