Presiden Janjikan Bapak Angkat
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo berjanji mencarikan badan usaha milik negara sebagai bapak angkat bagi tim nasional sepak bola Indonesia U-16.
Skema bapak angkat ini untuk menyokong kebutuhan anggaran agar kelanjutan pembinaan tim terjamin.
”Saya janji mencarikan BUMN yang bisa menjadi bapak angkat sehingga mereka bisa berkonsentrasi penuh, didukung oleh sebuah anggaran dalam mempersiapkan U-16 ini ke depannya, naik nanti meningkat U-19 maupun di tingkat tim senior,” kata Presiden setelah menerima timnas Indonesia U-16 di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (4/10/2018). Turut mendampingi Presiden, Mensesneg Pratikno dan Menpora Imam Nahrawi.
Selain mencarikan BUMN yang akan ditunjuk menjadi bapak angkat, Presiden juga akan menyiapkan payung hukum untuk menaungi skema tersebut. Ke depan, skema serupa akan diterapkan pada semua cabang.
Dalam setahun terakhir, timnas U-16 telah memboyong tiga trofi. Trofi tersebut adalah juara Piala Tien Phong Plastic 2017 di Vietnam, turnamen Jenesys Jepang-ASEAN U-16 2018 di Jepang, dan trofi Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo.
Dengan capaian itu, Presiden melihat timnas U-16 berpotensi besar untuk terus tumbuh dan berprestasi.
Oleh sebab itu, Presiden berharap pembinaan timnas U-16 terus berlanjut. Selain anggaran, dukungan yang harus diberikan adalah membawa timnas U-16 banyak bertanding di berbagai kompetisi tingkat dunia guna mengasah keterampilan dan memperbanyak pengalaman.
Meski demikian, Presiden juga mengingatkan, pesepak bola muda umumnya turun performanya saat menginjak usia 19 tahun. Hal ini disebabkan perubahan gaya hidup yang mengarah hedonisme seiring bertambahnya pendapatan pesepak bola dari berbagai sumber. Untuk itu, ia berharap semua pemain timnas U-16 agar tetap rendah hati dan rajin berlatih.
”Saya titip yang terakhir, ini yang penting, yang sering ini merusak kita, gaya hidup berubah. Saya titip jangan mengubah gaya hidup, lifestyle, karena mungkin income-nya sudah banyak, duitnya sudah banyak. Gaya hidupnya berubah. Ini yang menyebabkan biasanya prestasi langsung turun,” kata Presiden.
Dikaji
Imam menyatakan, pemerintah masih terus mengkaji skema bapak angkat untuk mendorong pembinaan sepak bola dan cabang lainnya. Salah satu opsinya adalah dengan menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan milik BUMN.
”Tetapi, ini belum selesai. Masih kami kaji. Kami berharap semakin cepat (skema) ditetapkan semakin baik,” kata Imam.
Di sisi lain, Pelatih Timnas Indonesia U-16 Fakhri Husaini mengatakan, salah satu masalah terbesar pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia adalah kurangnya infrastruktur. Untuk latihan, misalnya, timnas U-16 harus berpindah-pindah tempat.
Untuk itu, Fakhri mengusulkan kepada Presiden untuk memperbaiki infrastruktur sepak bola usia muda. Salah satunya adalah dengan membangun pusat latihan di Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah, dan Indonesia bagian timur.
”Saya mengusulkan pembangunan fasilitas pusat pelatihan pemain-pemain muda. Kita belum punya. Sekarang kita latihan berpindah terus. Saya usulkan, kalau bisa ada tiga pusat pelatihan di barat, tengah, dan timur agar pemantauan dan pembinaan lebih mudah,” katanya.
Menanggapi gagasan pelibatan BUMN sebagai bapak angkat timnas U-16, Fakhri menyambut baik. ”Mesti ada keterlibatan pemerintah, PSSI, dan swasta. Tidak bisa sendiri-sendiri. Semua harus sinergis,” kata Fakhri.
Persoalan lain di luar lapangan disampaikan kapten timnas U-16, David Maulana. Menurut dia, semua pemain timnas U-16 tertinggal di bidang pendidikan. Mereka yang rata-rata kelas 2 SMA itu sering ketinggalan pelajaran dan ujian karena terpaksa absen untuk pemusatan latihan menjelang kompetisi.
Ia berharap persoalan yang juga sudah disampaikan kepada Presiden itu bisa dicarikan solusi. Ia juga berharap pemerintah memberikan beasiswa bagi pemain timnas U-16 agar bisa melanjutkan pendidikan sampai strata 1. (LAS)