JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 18 pecatur Paralimpiade Indonesia yang akan turun pada Asian Para Games 2018 lolos proses klasifikasi. Ketenangan menjadi kunci yang dipersiapkan para pecatur agar tampil prima dan meraih target empat medali emas.
Proses klasifikasi para pecatur Asian Para Games dilakukan pada 2-5 Oktober. Sebanyak 18 pecatur yang diturunkan lolos klasifikasi yang terdiri dari kelas B1 atau buta total, B2 atau daya penglihatan sangat terbatas, dan tunadaksa.
Para pecatur tersebut antara lain Edy Suryanto, Carsidi, dan Handi Wirwan yang masuk klasifikasi B1 putra. Tati Karhati, Debby Ariesta, dan Margareta Wilma Sinaga masuk dalam klasifikasi B1 putri.
Sementara pada klasifikasi B2 putra ialah Gayuh Satrio, Aji Hartono, dan Haryanto. Adapun klasifikasi B2 putri antara lain Tita Puspita, Putri, dan Aisa.
Maksum Firdaus, Suktikno, dan Suhardi Sinaga masuk klasifikasi tunadaksa putra, serta Rosalinda Manurung, Nasib Farta, dan Yuni masuk tunadaksa putri.
Pada Asian Para Games cabang catur yang digelar di Gelanggang Olahraga Cempaka Putih, Jakarta, tim Indonesia ditargetkan meraih empat medali emas. Adapun atlet yang berpotensi menyumbang emas ialah Tati Karhati, Gayuh Satriyo, Edy Suryanto, dan Aji Hartono.
Berkembang
Pelatih kepala tim catur Indonesia, Sri Martono, optimistis para pecatur dapat meraih target tersebut. Hal ini berkaca dari perkembangan yang diperlihatkan oleh para pecatur dan pencapaian di ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017. Saat itu, tim catur Indonesia meraih total 28 medali yang terdiri dari 14 medali emas, 9 medali perak, dan 5 medali perunggu.
Menurut Martono, tim Indonesia pada level Asia Tenggara cukup memiliki pengalaman karena pernah bertemu pada ASEAN Para Games ataupun saat uji coba Asian Para Games. Namun, tim Indonesia perlu mewaspadai pecatur dari India, Iran, dan Kazakhstan karena belum pernah bertemu sebelumnya.
”Untuk persiapan, atlet kita 99 persen sudah siap, tinggal menjaga kondisi saja. Semua atlet juga sudah beradaptasi dengan arena dan papan catur. Mereka juga tidak menemui kendala yang berarti,” ujar Martono di GOR Cempaka Putih, Jumat (5/10/2018).
Agar target tersebut terealisasi, Martono memberikan arahan kepada semua pecatur agar menjaga ketenangan dan bermain secara maksimal. Martono menilai, ketenangan menjadi kunci pecatur dalam mengatur permainan, mulai dari pembukaan.
Enggan remehkan lawan
Ketenangan yang terus dilatih saat bertanding juga membuat Gayuh Satriyo optimistis dapat bermain bagus dan tampil secara maksimal. Namun, pecatur yang meraih tiga medali emas dan satu medali perak pada ASEAN Para Games Malaysia 2017 ini tidak ingin menganggap remeh lawannya.
”Saat bermain pikiran harus tenang dan jangan sampai ada beban, apalagi memikirkan hadiah. Saya sudah mempersiapkan dengan terus latihan dan menjaga kondisi tubuh. Semua lawan juga harus dianggap bagus agar tidak menyepelekan,” ujar Gayuh. (MTK)