Pertaruhan Mourinho
Manajer Manchester United Jose Mourinho bakal mempertaruhkan jabatannya saat menghadapi Newcastle United, Sabtu malam ini. ”Si Spesial” harus melawan upaya ”pemberontakan” pemain.
MANCHESTER, JUMAT Manajer Manchester United Jose Mourinho menghadapi ujian terberat dalam 18 tahun karier melatihnya. Ia harus melawan dua ancaman sekaligus, yaitu upaya kudeta pemainnya dan Newcastle United di ajang Liga Inggris, Sabtu (6/10/2018) malam.
The Sun, media ternama asal Inggris, meyakini karier manajer berjuluk ”Si Spesial” itu di MU bakal berakhir jika timnya kalah dari Newcastle. Hal itu bisa saja terjadi mengingat buruknya tren performa MU akhir-akhir ini.
”Setan Merah” seperti hilang gairah tampil akhir-akhir ini. Mereka gagal menang di empat laga terakhir, termasuk kontra Valencia di Liga Champions, Selasa lalu, yang idealnya menjadi titik balik atau kebangkitan mereka.
Masalah di MU saat ini lebih serius dan kompleks dari sekadar ketidakmampuan mencetak gol atau buruknya koordinasi di pertahanan. Itu tecermin dari komentar Mourinho. ”Penyebabnya banyak,” jawabnya singkat dalam jumpa pers, Jumat (5/10).
Namun, Dailymail, media Inggris lainnya, menduga, faktor terbesar pemicu krisis di MU adalah retaknya hubungan Si Spesial dengan sejumlah pemain kunci MU, seperti Paul Pogba. Mourinho sebelumnya mencabut status wakil kapten dari pemain bintang itu.
Mourinho juga tidak disukai para pemain lain MU, seperti Anthony Martial dan Alexis Sanchez yang berkali-kali tidak dimainkan dan dikritik terbuka di media. Si Spesial bahkan nyaris tak pernah lagi berbicara dengan kapten tim, Antonio Valencia, sejak komentar pedasnya melalui media karena bek sayap itu tidak terlihat di Old Trafford ketika timnya disingkirkan Derby County di Piala Liga Inggris.
Mourinho menghukum Valencia dengan tidak memainkannya saat MU menghadapi West Ham United pekan lalu. MU kalah 1-3 pada laga ini. Valencia lantas membalas perlakuan Mourinho itu dengan menyukai kiriman gambar di Instagram yang berisi desakan agar Mourinho dipecat.
Valencia telah meminta maaf atas sikapnya di sosial media itu dengan alasan dirinya tidak mencermati lebih dulu isi tulisan pada gambar tersebut. Namun, sejumlah orang, seperti legenda Inggris, Paul Ince, telanjur menilai, tim itu tengah diterpa pembangkangan.
”Setiap pemain harusnya tampil memberikan yang terbaik di lapangan, khususnya jika bermain di klub seperti MU. Namun, itu tidak terjadi saat ini. Mereka sepertinya tidak lagi tertarik tampil untuk Mourinho. Sejumlah pemain (MU) seperti sengaja ingin kalah agar Mourinho lantas kian tertekan dan dipecat,” kata Ince, seperti dikutip Standard.co.uk.
Seperti disebut Ince, Mourinho kini seolah menjadi figur yang terisolasi di MU, tim yang ia pimpin. Hal negatif itu tidak pernah ia alami sebelumnya dalam karier melatihnya sejak 2000.
Masif
Konflik dengan pemain pernah ia alami sebelumnya, antara lain di Real Madrid dan Chelsea. Namun, itu tidaklah semasif kini karena di kedua klub itu ia masih memiliki Rui Faria, asisten serta tangan kanan kepercayaannya.
Faria, yang 16 tahun lamanya mengikuti Si Spesial ke mana pun ia melatih, yaitu sejak 2002 di klub Porto, mundur dari jabatannya itu pada awal musim ini. Sejak itu tidak lagi ada orang di tim pelatih MU yang dapat menjadi penengah antara Mourinho dan para pemain. Tidak lagi ada sosok yang mampu meredam agresivitas Mourinho.
Menjelang laga kontra Valencia lalu, Mourinho kedapatan habis-habisan memarahi dan mencaci maki para pemainnya dalam 45 menit pertemuan tim di Hotel Lowry. Sikap keras Mourinho tersebut ternyata belum mampu menggeliatkan kembali Setan Merah.
Ketegangan di tubuh MU itu bisa dimanfaatkan tamunya, Newcastle, yang sama-sama terseok-seok di Liga Inggris. Namun, bedanya, Newcastle bakal tampil lebih semangat guna mengejar kemenangan pertamanya sekaligus keluar dari jerat zona degradasi di Liga Inggris.
Tim asuhan Rafael Benitez itu membekap MU musim lalu. ”Mereka sangat terorganisasi saat melawan tim-tim besar. Ini bakal sulit,” ujar Mourinho. (JON)