JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah pecatur Indonesia menelan kekalahan pada babak ketiga dan keempat cabang catur Asian Para Games 2018. Sebagian dari mereka bahkan harus mengubur mimpinya untuk meraih medali pada kategori individu karena minimnya poin yang didapat. Namun, kekalahan tidak menyurutkan semangat para pecatur untuk turut berkontribusi mendulang poin pada kategori tim. Mereka yakin, belum ada kata terlambat untuk berdiri di podium tertinggi dan membanggakan Indonesia.
Dalam pertandingan babak ketiga cabang catur Asian Para Games 2018 di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Senin (8/10), tujuh pecatur Indonesia meraih kemenangan, lima pecatur remis atau seri, dan enam pecatur menelan kekalahan. Adapun hasil babak keempat yang digelar pada hari yang sama, 10 pecatur menang, tiga pecatur remis, dan lima pecatur lainnya kalah.
Haryanto yang turun pada klasifikasi B2/B3 atau penglihatan sangat terbatas, menjadi salah satu pecatur yang menelan dua kali kekalahan pada babak ketiga dan keempat. Haryanto pun harus mengubur mimpinya meraih medali karena ia belum sekalipun meraih kemenangan sejak babak pertama hingga keempat.
Empat kekalahan tersebut membuat Haryanto belum mengumpulkan setengah poin pun. Sisa tiga babak dari total tujuh babak (sistem Swiss) sangat sulit dimanfaatkan Haryanto untuk meraih medali. Poin tertinggi saat ini pada klasifikasi B2/B3 putra dipegang oleh pecatur asal Iran, Omid Karimi, yang meraih poin 3,5.
Pada babak pertama yang digelar Minggu (7/10), Haryanto kalah dari Alireza Ghoorchibeygi asal Iran dan pada babak kedua kalah dari Makwana Ashwinbhai Kanchanbhai asal India. Haryanto kembali menelan kekalahan pada babak ketiga dari pecatur India, Pradhan Soundarya Kumar. Sedangkan pada babak keempat ia kalah dari Tuan Mohammed Rushdi Cassim asal Sri Lanka.
"Tadi saya melakukan blunder yaitu salah memainkan bidak. Saya terlalu berani dan langsung memainkan bidak tersebut tanpa merabanya terlebih dahulu. Kesalahan tersebut kemudian dimanfaatkan lawan hingga akhirnya saya kalah," ujar Haryanto yang mulai mengikuti kejuaraan catur pada 2011.
Kesalahan memainkan bidak tidak hanya dilakukan Haryanto pada babak keempat. Dia mengakui pada babak-babak sebelumnya juga kerap melakukan kesalahan serupa sehingga merugikan dirinya.
Selain Haryanto, beberapa pecatur lainnya juga cukup sulit untuk meraih medali karena minimnya poin yang didapat hingga babak keempat. Pecatur tersebut antara lain, Margaretha Wilma (klasifikasi B1 atau buta total), Suhardi Sinaga (P1 atau tunadaksa), dan Sutino (P1) yang masing-masing hanya meraih poin 1,5.
Meski menelan empat kali kekalahan dan harapan meraih medali telah pupus, semangat Haryanto tak surut. Dia menegaskan akan terus berjuang secara maksimal dan meraih kemenangan pada sisa tiga babak yang dipertandingkan untuk membantu poin tim catur Indonesia meraih medali pada kategori tim. Peringkat dan raihan medali pada kategori tim ditentukan dari total nilai poin yang diperoleh tiap pecatur setiap negara.
"Kontribusi untuk membanggakan Indonesia belum tertutup. Pertandingan selanjutnya saya harus lebih fokus dan hati-hati agar tidak mengecewakan pelatih dan teman-teman lainnya," ungkap Haryanto yang mengalami gangguan penglihatan sejak SMP.
Kontribusi untuk tim
Manajer tim catur Indonesia Heri Isranto juga menyatakan bahwa pecatur yang sudah sulit meraih medali pada kategori individu masih dapat berkontribusi untuk tim. Heri dan pelatih serta rekan lainnya akan terus memotivasi para pecatur agar tidak terburu-buru saat menjalani pertandingan.
"Mereka masih bisa meraih poin untuk menghadang perolehan poin dari negara lain. Peluang meraih medali dari berbagai kategori maupun klasifikasi masih terbuka lebar," kata Heri.
Raihan medali cabang catur pada kategori individu maupun tim memang masih sangat terbuka untuk Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari hasil manis yang diraih sejumlah pecatur Indonesia hingga babak keempat.
Pada klasifikasi B1 putra, Hendi Wirawan telah menorehkan poin 3,5 dan Edy Suryanto meraih poin 3. Sedangkan pada klasifikasi B1 putri, Debi Ariesta meraih poin 3,5 dan Tati Karhati memperoleh poin 3.
”Saya menerapkan strategi dari pelatih untuk tetap tenang. Arahan dan motivasi pelatih ini membuat kami lebih percaya diri dan mental kami lebih bangkit untuk menghadapi lawan-lawan tersebut. Rasanya bangga sekali jika nanti dapat meraih emas dan membanggakan Indonesia," ujar Debi yang merupakan peraih 2 medali emas dan 2 medali perak pada ASEAN Para Games 2017.