Petinggi MU ”Terbelah”
Masa depan Manajer Manchester United Jose Mourinho akan ditentukan dalam pertemuan jajaran direksi klub itu, pekan ini. Ada kans ia bakal dipecat meskipun peluang itu kecil.
MANCHESTER, SELASA Jeda kompetisi Liga Inggris menjadi kesempatan bagi jajaran direksi Manchester United mengambil langkah strategis terkait masa depan klub itu. Petinggi MU masih terbelah terkait masa depan Manajer Jose Mourinho di klub itu.
Kemenangan 3-2 MU atas Newcastle United di Old Trafford akhir pekan lalu sedikit melegakan Mourinho. Raihan tiga poin itu mengakhiri rentetan hasil negatif, yaitu empat laga tanpa kemenangan ”Setan Merah” di berbagai kompetisi. Namun, kemenangan itu belum bisa mengembalikan senyum dari wajah Mourinho yang lama hilang.
Kabar tentang ancaman pemecatan dirinya tidak otomatis berhenti oleh kemenangan dramatis itu. ”(Akhir-akhir ini) Terlalu banyak kekejian. Saya seperti tengah diburu. Namun, itu hanya akan membuat saya lebih baik sebagai manajer atau manusia biasa,” ujar Mourinho.
Pemilik dan jajaran direksi masih galau dengan konsistensi penampilan MU. Kemenangan atas tim papan bawah Newcastle tidak menjamin kebangkitan tim itu. ”Kita semua tahu, satu ’tegukan’ tidak bisa menentukan keseluruhan musim,” ujar Paul Ince, mantan gelandang MU.
MU kini tengah menatap pekan-pekan krusial. Seusai jeda laga uji coba internasional, mereka berturut-turut akan menghadapi lawan berat, seperti Chelsea, Juventus, Everton, dan Manchester City.
Banyak pengamat menilai, level permainan MU saat ini jauh di bawah keempat tim itu. Pada laga Newcastle, misalnya, MU dengan mudahnya kebobolan dua gol lebih dulu sebelum berbalik unggul karena enggan menanggung malu dari tim peringkat ke-19 itu.
Terkait kondisi itu, The Independent memberitakan, jajaran direksi MU akan menggelar pertemuan pekan ini untuk membahas nasib Mourinho, manajer yang dikabarkan kehilangan dukungan dan kepercayaan dari sejumlah pemain senior klub itu. Mengacu Mirror, media Inggris lainnya, ada kans Mourinho dipecat. Namun, peluang itu masih kecil sementara waktu ini.
Pochettino
Wakil Presiden Eksekutif MU Ed Woodward dikabarkan menolak pemecatan manajer berjuluk ”Si Spesial”. Besarnya biaya ”pesangon”, yaitu 30 juta poundsterling atau Rp 597 miliar, menjadi salah satu pertimbangan bila Mourinho yang terikat kontrak hingga 2020. Terbatasnya pilihan manajer yang ideal saat ini juga jadi pertimbangan.
Mauricio Pochettino, kini Manajer Tottenham Hotspur, jadi incaran utama MU. Pochettino memenuhi kriteria ideal dari manajer yang diinginkan MU, yaitu berjiwa muda, menyukai pakem menyerang, dan gemar mengorbitkan para pemain muda. Pochettino mengingatkan fans MU akan sosok bekas manajer legendarisnya, Sir Alex Ferguson.
Ferguson diam-diam merekomendasikan Pochettino saat MU mencari manajer baru seusai memecat Louis van Gaal, 2016 lalu. Namun, saat itu MU justru lebih memilih Mourinho yang dinilai lebih matang pengalaman dan terbukti memberikan banyak gelar ke klub-klub yang dibelanya.
Zinedine Zidane, mantan Pelatih Real Madrid, juga menjadi incaran. Namun, kendala terbesar dari Zidane adalah bahasa. Ia tidak menguasai bahasa Inggris.
”Ia telah memilih rehat satu tahun. Saya kira, ia tidak akan kembali sebelum itu berakhir. (Liga) Inggris juga kurang sesuai dengan gayanya,” tutur Alain Migliaccio, agen Zidane.
Suara jajaran direksi MU kini terbelah. Sebagian kecil menilai Zidane bisa dikejar. Adapun sebagian besar, termasuk Woodward menilai, Mourinho patut diberi kesempatan lain.
Sementara Mourinho berjanji mendongkrak prestasi MU pada laga-laga tersisa musim ini. Syaratnya, MU harus memenuhi permintaan transfer sejumlah pemain yang diinginkannya.
Kegagalan transfer musim panas, khususnya merekrut bek tengah baru, dinilai menjadi biang kerok kemerosotan prestasi MU.
Bek yang diincar MU di jendela transfer Januari adalah Milan Skriniar (Inter Milan), Alessio Rogmanoli (AC Milan), dan Nathan Ake (Bournemouth).(AFP/JON)