JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mendulang banyak medali di cabang lawn bowls Asian Para Games 2018 meski olahraga ini baru digeluti atlet Indonesia pada Januari 2018. Hingga hari terakhir, Jumat (12/10/2018), di Gelora Bung Karno, Senayan, Indonesia mengumpulkan 5 emas, 4 perak, dan 6 perunggu, serta berada di urutan kedua setelah Korea Selatan (7 emas, 1 perak, dan 1 perunggu). Di peringkat ketiga ada Hong Kong dengan 3 emas, 4 perak, dan 2 perunggu.
Cabang lawn bowls diikuti enam negara. Selain ketiga negara tersebut di atas, masih ada Jepang, Malaysia, dan Singapura sebagai peserta. Julia Verawati mempersembahkan emas kedua untuk Indonesia di nomor ganda campuran B2 setelah sehari sebelumnya atlet dari Bekasi ini juga mendulang emas dari nomor tunggal terbuka B2.
Sementara itu, pasangan Euis Rahayu Efendi-Suwondo meraih perak di kelas ganda campuran B4. Medali perunggu diraih I Wayan Damai yang berpasangan dengan Mella Windasari (kelas B6) dan pasangan Sriyanti-Sukirman (kelas B7). Hingga hari terakhir, cabang lawn bowls yang digawangi Pelatih Islahuzzaman telah mendulang 5 emas, 4 perak, dan 6 perunggu.
Julia yang berpasangan dengan Kacung menghadapi pasangan Malaysia, Abdillah dan Masnah. Pada pertandingan terakhir itu, Julia-Kacung kalah melawan Malaysia. Namun, pada dua pertandingan sebelumnya yang diselenggarakan Kamis lalu, Julia-Kacung unggul atas Nikmatul Fauziah yang berpasangan dengan Dwi Widiantoro (Indonesia). Pasangan ini juga menang atas pemain Hong Kong, Yim Man Ching-Li Chi Ming Rockey.
Dari keseluruhan hasil pertandingan di kelas B2, Julia-Kacung bersaing ketat dengan Rockey-Man Ching dari Hong Kong. Kedua tim sama-sama mengantongi poin 6. Namun, Julia-Kacung lebih unggul karena memiliki selisih skor total lebih banyak dari tim Hong Kong.
Sepanjang tiga kali permainan, Julia-Kacung mengantongi total skor 27 dari tiga tim lawan, sedangkan tiga tim lawan secara keseluruhan mengumpulkan skor 11 saat menghadapi Julia-Kacung. Selisih itu disebut margin yang menjadi pertimbangan peringkat jika tim memiliki poin yang sama.
Ditemui di ruang ganti atlet, Julia menyatakan bersyukur atas pencapaian hari ini. ”Keinginan saya untuk mendapat emas di nomor ganda akhirnya terwujud. Semua berkat Tuhan dan masyarakat yang mendukung saya dan Mas Kacung,” ucap Julia.
Bangga
Pelatih Kepala Islahuzzaman memberi penghormatan kepada para atlet yang berdedikasi untuk Indonesia. Ia sangat bangga pada anak-anak asuhnya karena mau bekerja keras demi prestasi terbaik.
”Saya sama sekali tidak menyangka. Semangat anak-anak ini luar biasa. Saya tidak memberi target medali karena ini cabang baru di Indonesia. Tetapi, tidak disangka, kami bisa meraih cukup banyak medali,” tutur Islah.
Ia berharap, olahraga lawn bowls terus dikembangkan di Indonesia. Tidak hanya untuk atlet disabilitas, tetapi juga atlet nondisabilitas. Di negara lain, seperti Malaysia, Hong Kong, Singapura, dan Korea, lawn bowls sudah lama dimainkan oleh atlet disabilitas dan nondisabilitas.
Olahraga yang dimainkan selama dua jam ini membutuhkan konsentrasi tinggi dan kontrol emosi yang kuat. Semua itu dilakukan di bawah terik matahari yang panas.
”Kontrol emosi dalam waktu lama itu tidak mudah. Ada kalanya kita menjadi kurang sabar ketika melihat permainan lawan yang lebih bagus. Akhirnya, bola yang dilempar justru melenceng jauh,” ujar Kacung.