JAKARTA, KOMPAS Cabang atletik Paralimpiade memanen medali pada Asian Para Games 2018. Proses pembinaan atlet jangka panjang dan regenerasi menghasilkan 6 medali emas, 12 perak, dan 10 perunggu. Bahkan, satu atletnya, Sapto Yogo Purnomo, memecahkan rekor Asia nomor 100 meter T37 dengan catatan waktu 11,49 detik.
Namun, pencapaian ini barulah awal dari mimpi besar para atlet dan pelatih untuk mengibarkan Merah Putih dan mengumandangkan ”Indonesia Raya” di level dunia. Fokus para atlet dan pelatih kini tertuju ke Paralimpiade Tokyo 2020. Untuk bisa tampil di Paralimpiade, atlet-atlet atletik perlu mengumpulkan poin peringkat dunia.
Artinya, mereka perlu lebih banyak mengikuti kejuaraan-kejuaraan dunia dan Asia untuk mendulang poin supaya peringkat dunianya meningkat.
Banyak atlet yang memiliki potensi besar lolos ke Paralimpiade, salah satunya Sapto Yogo Purnomo. Dengan catatan waktu terbaiknya 11,49 detik yang hanya terpaut 0,07 detik dari rekor dunia atas nama Charl Du Toit, Yogo berpeluang menjadi kebanggaan Indonesia di Tokyo 2020.
”Dia berpeluang besar, asalkan dia bisa menjaga mentalitasnya, mempertahankan fokus latihannya seperti saat ini, prestasi di Paralimpiade bisa terwujud,” ujar pelatih atletik Paralimpiade Indonesia, Purwo Adi Sanyoto, Jumat (12/10/2018).
Pelatih kepala tim atletik Paralimpiade Indonesia, Abdul Azis, mengatakan, dirinya bangga dan bersyukur atlet dapat melampaui target tiga medali emas.
”Meski tidak semua atlet mendapatkan medali, sebagian besar bisa memecahkan rekor pribadi. Menurut saya, ketika penampilan mereka bisa meningkat, itu menunjukkan hal yang positif,” ujarnya.
Azis mengatakan, dari hasil Asian Para Games terlihat atlet-atlet yang berpotensi lolos ke Paralimpiade Tokyo 2020. Sejumlah atlet memang sudah memenuhi batas kualifikasi minimum Paralimpiade.
Namun, dibutuhkan poin tambahan untuk memastikan mereka mendapat tiket ke Tokyo. ”Mereka yang sudah mendapatkan medali emas tidak serta-merta berangkat ke Tokyo. Kalau mereka tidak ikut kejuaraan, poin bisa saja hilang,” ucap Azis.
Tahun depan, tim atletik Indonesia direncanakan mengikuti kejuaraan atletik Paralimpiade di Eropa sebagai persiapan menyambut Paralimpiade 2020.
Persiapan Paralimpiade akan berjalan beriringan dengan ASEAN Para Games Filipina 2019.
Kemarin, atlet Rasyidi membuat kejutan dengan meraih perunggu pada nomor lompat jauh T44/62/64. Rasyidi menempati peringkat ketiga setelah melakukan lompatan dengan jarak terbaik 6,05 meter. Pebalap kursi roda T54 Jaenal Aripin juga meraih perak di nomor 200 meter. (DNA/ANG)