JAKARTA, KOMPAS - Laga panas akan terjadi pada babak pertama turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka, 16-21 Oktober, ketika undian mempertemukan Anthony Sinisuka Ginting dan Kento Momota pada babak pertama. Ini akan menjadi perang mental di antara dua pemain.
Berhadapan dengan lawan sesama peringkat 10 besar dunia pada babak pertama tak akan mudah bagi kedua pemain. Dengan kekuatan teknik dan fisik yang berimbang, persaingan mereka pun, dikatakan pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Indonesia, Hendry Saputra Ho, akan menjadi adu mental.
“Dalam setiap pertemuan mereka, yang terjadi adalah adu mental. Hasil menang-kalah sudah biasa bagi mereka. Jadi, yang saya perhatikan adalah cara Anthony bermain harus benar,” kata Hendry di Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Pertemuan Anthony dan Momota menjadi pertandingan babak pertama terpanas Denmark Terbuka. Momota adalah tunggal putra nomor satu dunia, sementara Anthony berperingkat kesembilan. Namun, saat undian dibuat, Momota masih berada di peringkat kedua sehingga dia pun menjadi unggulan kedua, di bawah Viktor Axelsen.
Sejak Indonesia Terbuka 2015, Anthony dan Momota telah tujuh kali bertemu. Hingga pertandingan beregu putra Asian Games Jakarta Palembang 2018, Agustus, Anthony tertinggal, 1-4. Namun setelah itu, dia memenangi dua pertemuan terakhir, yaitu di kategori perorangan Asian Games dan final China Terbuka, September.
Hendry mengatakan, kemampuan teknik dan kekuatan fisik Anthony sudah setara dengan pemain-pemain top dunia. Konsistensi diperlukan dari sisi mental agar dia bisa konsisten bermain dengan baik.
Anthony, juga, dinilai sudah terbiasa menghadapi undian berat. Pada China Terbuka misalnya, perjalanan menuju gelar juara didapat setelah mengalahkan Lin Dan, Chen Long, Axelsen, Chou Tien Chen, dan Momota. “Dia sudah tahu beratnya seperti apa menghadapi pemain-pemain top. Jadi, terlepas dari undian bagus atau jelek, Anthony harus pegang self control, main bagus dulu dan fokus, ujung-ujungnya bisa konsisten," jelas Hendry dalam laman resmi PP PBSI.
Pemulihan fisik menjadi fokus utama tim tunggal putra, yaitu Anthony dan Jonatan Christie, jelang turnamen di Eropa, yaitu Denmark Terbuka dan Perancis Terbuka, pada pekan berikutnya. "Setelah Asian Games, Jepang, dan China Terbuka, yang paling penting adalah pemulihan fisik. Daya tahan, kecepatan, kekuatan, harus pulih secepatnya. Mudah-mudahan sampai keberangkatan, semuanya oke," ujar Hendry.
Beberapa hari menjelang berangkat ke Denmark, pada Sabtu ini, persiapan Anthony terganggu karena sakit. Tetapi, dikatakan Hendry, dia tetap akan tampil di Eropa.
Jika bisa melewati Momota pada babak pertama, lawan berikutnya adalah pemenang antara Suppanyu Avihingsanon (Thiland) dan Wang Tzu We (Taiwan). Pada pul atas, Jonatan akan melawan Wong Wing Ki Vincent (Hongkong) pada babak pertama, lalu pemenang antara Sameer Veerma (India) dan shi Yuqi (China) pada babak kedua.
Faktor non teknis
Sementara, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi menyebut beberapa hal non teknis yang harus diantisipasi saat bermain di Eropa, yaitu jenis kok berbeda dan penilaian hakim servis. “Jenis kok pengaruh pada bobot dan lajunya, apalagi cuaca di sana dingin. Ini juga berpengaruh pada kok. Denmark dan Perancis menggunakan kok merek berbeda. Pemain harus beradaptasi,” kata Herry.
Terkait penilaian hakim servis, antisipasi harus dilakukan jika ada servis yang disalahkan. “Jangan sampai mengganggu permainan. Harus mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya,” lanjut Herry.
Pemain-pemain top Indonesia lainnnya juga akan tampil. Mereka di antaranya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.