Bonus Asian Games 2018 belum semua tersalurkan, termasuk ke 10 pelatih dan asisten pelatih sepak takraw yang meraih 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.
JAKARTA, KOMPAS Pelatih dan asisten pelatih cabang sepak takraw yang membimbing atlet-atlet Indonesia meraih medali di Asian Games 2018 belum mendapatkan bonus yang dijanjikan pemerintah. Kementerian Pemuda dan Olahraga menduga data pelatih dan asisten pelatih sepak takraw itu tercecer karena penyaluran bonus cabang olahraga lain sudah tuntas.
Pelatih kepala tim sepak takraw Indonesia di Asian Games 2018, Asry Syam, Senin (15/10/2018), mengatakan, lima pelatih dan lima asisten pelatih yang mengantarkan atlet sepak takraw meraih 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu belum mendapatkan bonusnya. ”Waktu Presiden Joko Widodo menyerahkan bonus kepada kontingen Indonesia di Istana Negara (2 September), kami masih di Palembang. Kami kira akan diberikan setelah kami sampai Jakarta, tetapi tidak tahunya belum juga diberikan sampai sekarang,” ujarnya.
Kendati para atletnya sudah mendapatkan bonus, para pelatih dan asisten pelatih tersebut belum diberikan bonus sesuai besarannya masing-masing.
”Tidak semua pelatih dan asisten pelatih itu punya pekerjaan mantap. Ada yang memang bergantung dari profesinya sebagai pelatih. Jadi, bonus itu sangat mereka harapkan,” ujar Asry.
Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PB PSTI) pernah menanyakan bonus itu ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui surat pada 14 September. Di dalam surat itu, nama-nama pelatih dan asisten pelatih disebutkan, yakni Asry Syam (pelatih) dan Gunaryo (asisten) emas nomor quadrant putra, Abdul Gani (pelatih) dan M Syukur Saing (asisten) perak regu putra, Gunaryo (pelatih) dan Abdul Gani (asisten) perunggu tim ganda putra, Asry Syam (pelatih) dan Abdul Gani (asisten) perunggu tim regu putra, serta Nur Qadri Yanti (pelatih) dan M Syukur Saing (asisten) perunggu tim regu putri.
”Dua minggu lalu, jawabannya, Kemenpora tidak ada anggaran. Jadi, bonus pelatih dan asisten pelatih itu baru akan diberikan pada tahap kedua pencairan bonus, yakni bersamaan dengan pencairan bonus atlet yang tak dapat medali,” ujar Ketua PB PSTI Asnawi Abdul Rachman. Namun, lanjut Asnawi, Kemenpora tidak menjelaskan kapan pencairan tahap kedua dilakukan.
Pelatih regu putra dan tanding putra cabang pencak silat di Asian Games 2018, Ferry Hendarsin, mengutarakan, semua pelatih pencak silat yang turut membawa atletnya meraih medali Asian Games 2018 sudah mendapatkan bonus sesuai capaian. Namun, bonus itu tidak diberikan langsung, melainkan harus diurus ke Kemenpora. ”Kalau di Istana Negara lalu, bonus hanya diberikan langsung untuk atlet.
Kami, para pelatih, harus mengurus sendiri ke Kemenpora. Di sana, kami isi formulir dan diverifikasi. Tak lama, kami dapat buku tabungan dan isi nominal sesuai bonus yang diperoleh,” tutur Ferry yang mengantar para atletnya meraih emas tersebut.
Harusnya sudah beres
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menjelaskan, proses penyaluran bonus kepada atlet, pelatih, dan asisten pelatih peraih medali di Asian Games 2018 seharusnya sudah tuntas. Sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo, bonus itu harus diberikan sebelum keringat para pahlawan olahraga itu kering.
Di sisi lain, uang bonus untuk Asian Games 2018 masih bersisa Rp 37 miliar dari total kebutuhan Rp 212 miliar. ”Artinya, masalah bonus itu harusnya tidak jadi isu lagi. Apalagi uang bonus tersebut masih ada sisa, kok,” ucap Gatot, kemarin.
Gatot menjelaskan, bonus para pelatih dan asisten pelatih itu juga langsung diberikan tanpa harus diurus lagi. Sebab, Kemenpora sudah memiliki data mengenai atlet, pelatih, dan asisten pelatih peraih medali. Data itu tinggal diverifikasi saja dengan surat keputusan daftar nama atlet, pelatih, dan asisten pelatih yang diserahkan sebelum Asian Games 2018.
Gatot menduga, masalah itu karena ada data yang tercecer. Ia berharap deputi terkait di Kemenpora, yaitu Deputi III, bisa segera mengatasi masalah tersebut.
”Kami akan mengecek lagi informasi tersebut. Setelah itu, kami mesti harus segera menyelesaikan masalah tersebut secepatnya. Tidak boleh berlarut-larut lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kemenpora memang mengalami defisit anggaran untuk memberikan bonus kepada atlet, pelatih, dan asisten pelatih peraih medali Asian Games 2018. Sebab, perolehan medali jauh melebihi ekspektasi Kemenpora.
Awalnya, Kemenpora menargetkan Indonesia meraih 18-22 medali emas guna masuk 10 besar Asia. Nyatanya, kontingen Indonesia bisa merebut 31 emas dan duduk di peringkat keempat Asia. Lonjakan itu terutama dari pencak silat yang meraih 14 medali emas.
”Dengan besarnya uang bonus yang harus disediakan, kami pun menggunakan dana talangan bank (Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara atau BA BUN) untuk menyalurkan bonus itu,” kata Gatot.
Dana BA BUN itu yang kini sisa Rp 37 miliar. Sisa dana ini, menurut rencana, akan dialokasikan untuk bonus kontingen Indonesia di Asian Para Games Jakarta 2018. (DRI)