JAKARTA, KOMPAS - Pegolf Indonesia bisa memanfaatkan turnamen golf profesional Combiphar Players Championship 2018 untuk memperbaiki peringkatnya di dunia. Jika bisa masuk dalam peringkat ke-300 hingga ke-350 besar dunia, pegolf nasional bisa tampil pada Olimpiade Tokyo 2020.
Combiphar Players Championship 2018 akan berlangsung 6-9 November mendatang di New Kuta Golf Pecatu, Bali. Turnamen yang diikuti 144 pegolf dari 25 negara ini akan memperebutkan hadiah total 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,5 miliar.
”Perolehan poin pada turnamen ini bisa untuk memperbaiki peringkat dunia. Ini baru berlaku musim ini. Tahun sebelumnya belum diberlakukan,” kata Chairman Asian Tour Jimmy Masrin pada jumpa pers hari Rabu (17/10/2018) di Jakarta.
Turut dalam jumpa pers itu Presiden Direktur Combiphar Michael Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pegolf Profesional dan Indonesia Tour (PGA-TI) Johannes Dermawan, Manajer Umum New Kuta Golf Pecatu Bali Bagus W Kurniadji, serta pegolf Indonesia, Elki Kow.
Menurut Michael, masih ada waktu dua tahun bagi pegolf Indonesia untuk berburu poin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Apalagi turnamen yang sama juga akan di gelar tahun depan.
Selain kesempatan untuk memperoleh poin, para pegolf yang masuk dalam peringkat tujuh besar Combiphar Players Championship 2018 juga akan memperoleh kartu anggota Asian Tour yang tingkatan turnamennya lebih tinggi lagi. Meski aturan keanggotaan ini sudah diberlakukan sejak tahun lalu, belum ada satu pegolf Indonesia pun yang mampu meraihnya.
”Semoga tahun ini pegolf kita ada yang berhasil masuk 7 besar. Karena, kalau bisa tampil di Asian Tour, tentu perbaikan peringkat dunianya akan jauh lebih besar lagi,” kata Masrin.
Sejauh ini, pegolf Indonesia dengan peringkat dunia tertinggi dipegang Danny Masrin. Danny kini berperingkat ke-923 dunia. Peringkat terbaik Danny dalam setahun terakhir adalah di posisi ke-790 yang diraih setelah mengikuti PGM Johor Championship 2018. (NIC)