BANDUNG, KOMPAS — Tim nasional sepak bola jalanan Indonesia akan berlaga pada Homeless World Cup (HWC) 2018 di Meksiko pada 13-18 November 2018. Pada keikutsertaan kedelapan kalinya itu, timnas mengusung pesan kesetaraan dengan diperkuat seorang pemain perempuan.
”Untuk pertama kalinya, timnas melibatkan pemain perempuan pada HWC. Ajang ini juga sangat terbuka bagi kaum perempuan,” ujar Manajer Timnas Indonesia Yana Suryana di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/10/2018).
HWC merupakan kejuaraan sepak bola untuk orang-orang terpinggirkan. Ajang ini pertama kali digelar pada 2003 di Graz, Austria. Indonesia sudah berpartisipasi sejak 2011.
Timnas Indonesia diperkuat delapan pemain. Satu-satunya pemain perempuan adalah Eva Dewi Rahmadiani asal Bandung. Mereka memiliki latar belakang beragam, seperti kaum miskin kota, mantan pengguna narkoba, orang dengan HIV/AIDS, dan mantan narapidana.
Kedelepan pemain itu dipilih dari 80 peserta seleksi yang diadakan mulai April 2018. Peserta seleksi berasal dari sejumlah provinsi, di antaranya Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Bali, dan Jawa Timur.
Pada HWC tahun lalu di Oslo, Norwegia, timnas Indonesia meraih peringkat kelima. Prestasi terbaik timnas di ajang ini saat menembus babak semifinal pada 2012 di Meksiko.
HWC 2018 diikuti 500 pemain dari 63 tim yang berasal dari 47 negara. Indonesia akan berlaga dalam kategori campuran.
Yana berharap, prestasi timnas tahun ini melebihi pencapaian di tahun-tahun sebelumnya. ”Dalam sebuah turnamen, prestasi pasti penting. Namun, yang lebih penting, bagaimana melalui HWC pemain dapat mengubah diri menjadi lebih baik,” ujarnya.
Yana menuturkan, kaum miskin kota, mantan pengguna narkoba, orang dengan HIV/AIDS, dan mantan narapidana sering mendapat stigma negatif. Melalui HWC, para pemain dapat menghapus stigma itu karena ikut mewakili negara di kejuaraan internasional.
Eva Dewi Rahmadiani mengaku sangat termotivasi untuk tampil pada HWC 2018. Sebab, di penyelenggaraan sebelumnya, timnas Indonesia hanya mengirimkan tim kategori laki-laki.
”Saya ingin tunjukkan perempuan Indonesia juga bisa berkontribusi untuk negara dalam ajang HWC. Jadi, laki-laki dan perempuan punya kesempatan yang sama,” ujarnya.
Pelatih Timnas Indonesia untuk HWC 2018 Aulia Rahman mengatakan, Eva adalah satu dari dua perempuan yang mengikuti seleksi di tahun ini. Perempuan 35 tahun itu akan menempati posisi penyerang sekaligus menjadi pembimbing bagi rekan-rekannya di lapangan.
”Selain berperan mencetak gol, dia juga menjadi penuntun pemain lainnya di atas lapangan. Sama seperti perannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang ibu,” ujarnya.
Aulia mengatakan, peluang untuk menjadi juara pada HWC 2018 terbuka bagi semua tim. Sebab, kejuaraan ini merupakan ajang sekali seumur hidup bagi pemain sehingga setiap tahun masing-masing negara akan membentuk tim baru.
”Akan tetapi, jika melihat penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, tim Meksiko, Brasil, dan Portugal akan menjadi pesaing terkuat,” ujarnya.