JAKARTA, KOMPAS Persaingan di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 kian memanas. Bina Taruna mengambil alih puncak klasemen sementara atas Ragunan Soccer School yang kehilangan poin pada laga pekan kedelapan di Lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (21/10/2018).
Bina Taruna, juara Liga Kompas musim 2016-2017, melesat ke puncak klasemen setelah membekap Astam, 2-1, berkat dua gol penyerang andalannya, Ade Amal Yudistira. Mereka tampil penuh semangat setelah mengetahui rivalnya, Ragunan, ditahan Buperta Cibubur tanpa gol, 0-0.
Bina Taruna tampil menekan sejak menit pertama dan unggul berkat umpan-umpan terobosan akurat yang dimanfaatkan oleh Amal. Bina Taruna pun kini memuncaki klasemen sementara dengan koleksi 22 poin atau unggul dua angka atas Ragunan yang sempat cukup lama menguasai puncak klasemen.
Pelatih Bina Taruna Saut LB Tobing puas dengan kemenangan penting tersebut. Ia mengakui, para pemainnya sempat merasa terbebani kemenangan sehingga tampil kurang optimal pada babak pertama. Mereka terlalu bernafsu menyerang sehingga kebobolan pada pertengahan babak kedua. Bina Taruna bahkan harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke-50 menyusul kartu kuning kedua Fadhil M Badhawi.
Meski menunjukkan mental tangguh, Saut meminta para pemainnya tidak larut dalam euforia dan melupakan kemenangan itu. Ia ingin timnya beralih fokus ke laga pekan depan, yaitu duel besar melawan Ragunan.
Pada pekan kesembilan, Minggu depan, Bina Taruna dan Ragunan akan berduel head to head mempertaruhkan puncak klasemen. ”Kami tidak boleh larut dalam kemenangan. Apa yang terjadi pada hari ini, ya, hanya untuk hari ini. Kami harus fokus untuk pekan depan,” ujar Saut.
Untuk menghadapi laga pekan depan, Saut akan membenahi koordinasi di lini pertahanan tim dan mengasah fokus anak-anak asuhnya agar tetap tenang ketika menguasai bola di area tengah lapangan. Mereka tidak boleh panik ketika ditekan lawan, apalagi oleh Ragunan, tim paling garang di Liga Kompas musim ini dengan koleksi 20 gol dari 8 laga.
Taktik parkir bus
Namun, rekor ketajaman lini serang Ragunan tidak berarti saat menghadapi Buperta yang tampil dengan pola pertahanan berlapis alias ”parkir bus”. Para pemain Buperta berkerumun di areal kotak penalti untuk mencegah barisan pemain berbahaya Ragunan, seperti Zanadin Fariz dan Ahmad Athallah, membuat peluang gol.
Hasilnya, meski lebih banyak mendominasi bola, Ragunan tak mampu mencetak gol pada laga itu. Selain itu, Dewi Fortuna juga tidak berpihak kepada tim itu. Sejumlah peluang emas mereka maksimal hanya mengenai tiang gawang, salah satunya bola hasil tendangan Rido Julian pada babak pertama. Padahal, ia telah melewati hadangan kiper lawan.
Pelatih Ragunan Soccer School Rasyito Amsya mengaku timnya kesulitan menembus pertahanan Buperta yang dinilainya hanya mengejar hasil imbang pada laga itu. Namun, di lain pihak, ia mengakui timnya kurang kreatif membangun serangan.
Menurut dia, masalah itu tidak terlepas dari absennya gelandang kreatif Frizi dan penyerang andalannya, Dicky Daniel, yang mencetak lima gol sejauh ini. ”Ternyata, di kompetisi kelompok umur ini (U-14), absennya dua pemain pengaruhnya besar sekali,” kata Rasyito.
Adapun Pelatih Buperta Cibubur Jumhari mengaku sengaja menginstruksikan para pemainnya lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik karena menyadari kekuatan lawannya. Tampil terbuka melawan mereka dianggap bunuh diri. ”Kami tidak mau main terbuka. Makanya, kami rapat dalam bertahan. Ketika ada celah, baru kami menyerang,” kata Jumhari.
Duel menarik lainnya tersaji pada laga ASIOP Apacinti melawan Salfas Soccer yang berakhir 2-2. Salfas sempat tertinggal 0-2 pada babak pertama. Namun, setelah turun minum, mereka ibarat tim berbeda.
Mereka lebih tajam dan mampu mengejar defisit gol lewat gol Rendy Apriyansyah, empat menit setelah turun minum. Para pemain Salfas larut dalam kegembiraan ketika mereka mencetak gol kedua berkat tendangan bebas indah Tedi Firmasnyah pada menit ke-51. Satu poin berharga tersebut membuat Salfas bertahan di peringkat ketiga.