Gelar juara kelima MotoGP yang diraih Marc Marquez di Motegi merupakan kombinasi kerja sama tim dan kompromi pebalap pada kemampuan motor.
MOTEGI, MINGGU Konsistensi sepanjang musim 2018 menjadi kunci keberhasilan Marc Marquez meraih gelar juara dunia MotoGP 2018, yang merupakan gelar juara dunia kelimanya di kelas tertinggi MotoGP.
Kemenangan di Sirkuit Motegi, Jepang, Minggu (21/10/2018), merupakan buah kerja keras tim Repsol Honda dan Marquez yang belajar dari sejumlah kesalahan musim lalu.
”Kami berusaha bekerja sangat keras sepanjang musim untuk mencapai konsistensi dan itulah yang saya pelajari dari Dovi (pebalap Ducati, Andrea Dovizioso) tahun lalu. Dia sangat bagus mengelola situasi dan tahun ini kami melakukan pekerjaan bersama dengan sangat bagus,” kata Marquez dikutip Crash.
Musim lalu Dovi dan Ducati tampil konsisten hingga memaksa gelar juara ditentukan pada seri terakhir. Musim lalu Marquez juga sering terjatuh karena memaksa motornya.
Marquez pun mengakui, kunci dari konsistensi itu adalah kompromi antara dirinya dan kemampuan motornya. ”Terkadang saya memberikan sedikit lebih banyak pada motor dan terkadang motor yang memberi sedikit lebih banyak kepada saya.
Kompromi inilah yang membuat konsistensi kami bagus sepanjang musim. Saya hanya kesulitan di Mugello dan hanya itu kesalahan besar yang saya lakukan pada musim ini,” ujar pebalap Spanyol itu, yang terjatuh di Mugello dan finis di posisi ke-16.
Pada saat Marquez dan timnya bisa menjaga konsistensi, pada musim 2018 ini konsistensi Dovizioso dan Ducati menurun. Hingga seri Jepang, kemarin, Dovi tercatat empat kali gagal finis, yaitu di Spanyol, Perancis, Catalunya, dan Jepang. Sementara Marquez tercatat belum pernah gagal finis sepanjang musim ini.
”Sejak balapan pertama, saya melihat bahwa Ducati adalah motor dan tim yang harus dilawan. Poin terpenting adalah Jerez dan Le Mans, tempat saya memenangi kedua balapan itu, sedangkan Dovi dan Lorenzo sama-sama jatuh. Saya memetik keunggulan, dan ketika Anda unggul, semuanya menjadi lebih mudah. Itulah kunci musim ini,” ucap Marquez.
Dengan gelar juara dunia MotoGP 2018 itu, pencapaian Marquez tersebut menyamai pebalap andalan Honda pada era sebelumnya, Michael ”Mick” Doohan.
Namun, yang lebih istimewa, Marquez mengoleksi lima gelar juara dunia itu pada usia 25 tahun. Doohan meraih lima gelar dunia pada usia 33 tahun, sementara Valentino Rossi mencapainya pada usia 26 tahun
Tragis
Pada balapan kemarin, misi Dovizioso untuk menggagalkan penobatan gelar juara dunia bagi Marquez di Motegi berakhir tragis. Pebalap Italia itu, yang memimpin dalam 20 lap dari total 24 lap, terjatuh di tikungan ke-10 pada 1,5 putaran terakhir.
”Saya membuat sebuah kesalahan kecil karena saya ingin bersiap keluar dari tikungan dengan lebih baik ketimbang putaran sebelumnya. Saya terlalu miring ketika bersiap masuk tikungan dan itu terlalu awal. Saya berharap terlalu banyak dari ban depan (berkompon lunak),” ujar Dovi dikutip Motorsport. (OKI)