UDINE, MINGGU - Persaingan ketat antara Juventus dan Napoli di papan atas bisa kembali terjadi pada kompetisi Serie A musim ini. Ketika melibas Udinese, 3-0, di Stadion Dacia Arena, Minggu (21/10/2018) dini hari WIB, Napoli menyampaikan pesan bahwa tim berjuluk ”Partenopei” itu bakal melanjutkan kudeta yang gagal musim lalu.
Malam itu di Dacia Arena, Napoli tampil sebagai tim yang kian matang di bawah asuhan pelatih baru mereka, Carlo Ancelotti. Mereka bermain dengan gembira meski itu adalah laga tandang dan laga pertama setelah jeda internasional, Oktober ini.
Ancelotti tampaknya sudah menemukan kunci untuk membuka potensi yang dimiliki setiap pemain. Terbukti, dua dari tiga gol malam itu diciptakan dua pemain pengganti, Fabian Ruiz dan Marko Rog.
Ruiz yang masuk pada menit keempat untuk menggantikan Simone Verdi yang cedera berhasil merebut bola di luar kotak penalti, menghindari sergapan bek lawan, dan menceploskan bola ke gawang Udinese dari jarak jauh pada menit ke-14. Adapun Rog yang baru masuk pada menit ke-85 langsung mencetak gol setelah mendapat asis dari Dries Mertens, pemain asal Belgia yang mencetak gol kedua Napoli dari titik penalti.
”Laga ini menguji kematangan kami,” kata Ancelotti. Pelatih yang pernah menangani klub- klub besar di lima liga top Eropa ini memang tidak ingin mengikuti gaya Maurizio Sarri, Pelatih Napoli musim lalu yang kini menangani Chelsea. Ancelotti mencoba gayanya sendiri, sempat terseok-seok dan kalah dari Sampdoria, 0-3, dan kini sudah mulai menemukan irama.
Napoli di bawah kendali Sarri menjadi tim yang kuat, tetapi cepat kehabisan napas. Sarri jarang merotasi pemain dan selalu menerapkan formasi 4-3-3 dengan trisula tetap Lorenzo Insigne, Mertens, dan Jose Callejon. Pada awal musim lalu, Napoli tidak terkalahkan dan menguasai puncak klasemen.
Menjelang akhir musim, mereka kelelahan dan tidak mendapat trofi satu pun di semua kompetisi.
Lalu, Ancelotti datang dan menyuntikkan fleksibilitas. Meski sempat dikritik, Ancelotti tetap berani mencadangkan para pemain andalan Sarri. Saat
melawan Udinese kemarin, Marek Hamsik berada di bangku cadangan dan Insigne tak dimainkan karena kelelahan. Toh, Napoli tetap bisa melibas Udinese.
Dari segi formasi, Ancelotti juga gemar menggunakan 4-4-2 dengan menduetkan Mertens dengan Arkadiusz Milik. Dengan formasi ini, Napoli lebih memiliki banyak variasi serangan dari sektor sayap ataupun tengah. Lini pertahanan mereka pun kian solid. Dalam tiga laga terakhir, termasuk kontra Liverpool pada Liga Champions, Napoli belum pernah kebobolan.
Mengejar Juventus
Kemenangan atas Udinese tersebut membuat Napoli bisa mendekat ke Juventus pekan ini. Apalagi, pada laga Minggu, Juventus ditahan imbang Genoa, 1-1. Juventus masih berada di puncak klasemen Serie A dengan 25 poin, disusul Napoli dengan 24 poin.
”Menantang Juventus selalu sulit, tetapi kami akan terus mencoba,” kata Mertens, seperti dikutip laman La Gazzetta dello Sport. Sulit karena Napoli harus menjaga konsistensi hingga akhir musim dan berharap Juventus kembali terpeleset. Hal itu jarang terjadi dan Juventus yang kini memiliki Cristiano Ronaldo tetap menjadi favorit juara.
”Sayang sekali karena kami seharusnya menambah tekanan kepada Napoli, tetapi justru kehilangan dua poin,” kata Pelatih Juventus Massimiliano Allegri, seperti dikutip laman Football-Italia. Menurut Allegri, timnya kehilangan konsentrasi karena terburu-buru memikirkan laga berikutnya, yaitu Manchester United, pada ajang Liga Champions Eropa.
Hasil imbang ini pun menodai momen indah Ronaldo yang malam itu mencetak gol ke-400 selama karirnya di MU, Real Madrid, dan Juventus. Ronaldo menjadi pemain pertama yang mampu melakukan itu di lima liga top Eropa. (REUTERS/DEN)