Aries Susanti Rahayu dan Aspar Jaelolo menunjukkan kelas mereka sebagai atlet dunia setelah meraih emas nomor kecepatan Piala Dunia Panjat Tebing seri Wujiang di China.
WUJIANG, MINGGU Dua atlet panjang tebing andalan Indonesia, Aries Susanti Rahayu dan Aspar Jaelolo, mendominasi nomor kecepatan pada Piala Dunia Panjat Tebing seri Wujiang di China. Mereka pun menyejajarkan diri dengan para pemanjat elite dunia nomor kecepatan, terutama Aspar yang selama ini dinilai sebagai spesialis perak.
”Saya hanya ingin mengatakan bahwa selama masih punya mimpi, masih ada waktu untuk membuktikan. Meski saya sering dianggap spesialis perak, saya tidak pernah menghapus mimpi saya untuk menjadi nomor satu. Dan, hari ini saya buktikan. Terima kasih, ini untuk Indonesia,” ujar Aspar dari Wujiang, Minggu (21/10/2018).
Di final nomor kecepatan putra, Aspar mengalahkan atlet Italia, Ludovico Fossali. Aspar mencatatkan waktu 5,810 detik, sedangkan Fossali 5,940 detik. Posisi ketiga diduduki pemanjat asal Iran, Reza Alipourshena, yang mengalahkan atlet Rusia, Aleksandr Shilov, pada perebutan tempat ketiga.
Setiap tahun Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) menggelar 14 seri Piala Dunia. Di setiap seri, belum tentu semua nomor—yaitu kecepatan (speed), boulder, dan lead—dipertandingkan. Di setiap seri, tiga pemanjat teratas pada setiap nomor meraih medali emas, perak, dan perunggu. Mereka juga meraih poin untuk peringkat akhir Piala Dunia. Pemanjat dengan peringkat teratas pada akhir musim akan mendapat trofi.
Medali emas yang diraih Ayu dan Aspar pada Piala Dunia seri Wujiang itu merupakan puncak dari penampilan mereka selama sekitar sebulan di China. Sebelum tampil di seri Piala Dunia, Aspar dan Ayu merebut medali emas pada ajang ”The Belt and Road” International Climbing Master Tournament di Wanxianshan, 13-14 Oktober.
Sepekan sebelumnya, Ayu merebut medali emas The Belt and Road International Climbing Master Tournament 2018 di Huaian, China, 9-10 Oktober. Dengan hasil di Wujiang, Ayu mencetak hattrick medali emas selama hampir sebulan di China.
Pada final nomor kecepatan putri, Ayu membukukan catatan waktu 7,740 detik. Dia mengalahkan atlet Perancis, Anouck Jaubert, yang mencetak waktu 8,010 detik. Tempat ketiga diduduki Iuliia Kaplina dari Rusia setelah mengalahkan rekan senegaranya, Mariia Krasavina.
”Terima kasih. Ini adalah podium kedua di World Cup (setelah seri Chongqing). Namun, saya tidak ingin berhenti di sini. Saya masih ingin memecahkan rekor dunia agar Indonesia bisa bangga,” ujar Ayu.
Saat ini rekor dunia panjat tebing nomor kecepatan putri masih dipegang Kaplina dengan waktu 7,320 detik. Itu tantangan besar bagi Ayu untuk menancapkan tonggak baru.
Lampaui target
Pelatih panjat tebing nomor kecepatan Indonesia, Hendra Basir, mengatakan, sebetulnya tim Indonesia tidak menargetkan apa-apa di Wujiang. Namun, para atlet sejak awal bertekad menunjukkan kemampuan terbaiknya. Tekad para atlet itu terbukti dengan keberhasilan Ayu dan Aspar melesat ke posisi pertama.
Hendra juga gembira karena Aspar akhirnya bisa meraih emas pada Piala Dunia dan menunjukkan bahwa kelas atlet Indonesia adalah atlet dunia. ”Iya (Aspar pecah emas). Dia banyak dapat ucapan selamat dari pemanjat lain. Kita atlet elite tingkat dunia, seperti mereka,” ujarnya.
”Untuk Aspar, ini memang kami harapkan bisa pecah emasnya, dan untuk Aries kami harapkan dapat emas sehingga semakin memantapkan kalau dia memang atlet top dan medali emasnya memang merupakan hasil kerja kerasnya selama ini,” ujar Kepala Bidang Pembinaan PP FPTI Caly Setiawan di situs FPTI. (*/OKI)