JAKARTA, KOMPAS Tim nasional sepak bola U-19 Indonesia percaya diri bisa menundukkan Uni Emirat Arab dalam laga hidup-mati di fase grup Piala Asia U-19, Rabu (24/10/2018) ini. Duel ini menjadi kesempatan ”Garuda Muda” memperbarui reputasi mereka di kancah Asia.
Garuda Muda wajib menang pada laga yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, ini jika ingin melangkah ke babak gugur alias perempat final turnamen usia muda itu. Namun, target tersebut tidak akan mudah karena UEA adalah salah satu tim terkuat di Piala Asia U-19 tahun 2018.
UEA memuncaki Grup A dengan koleksi enam poin dari dua laga. Mereka tim terproduktif di grup itu dengan rata-rata lima gol per laga. UEA juga membekap Qatar, tim yang sebelumnya menaklukkan Indonesia 6-5. Adapun Indonesia ada di peringkat ketiga dengan tiga poin.
Selain menghadapi tim yang lebih unggul fisik dan taktik, Garuda Muda juga harus melawan sejarah buruk. Dalam empat dekade terakhir, Indonesia tidak pernah lagi lolos ke fase delapan besar turnamen itu. Padahal, pada kurun 1970-1980, Indonesia masuk jajaran elite Asia dan langganan final turnamen itu.
”Saya optimistis (bisa mengalahkan UEA) melihat semangat anak-anak. Kalian (jurnalis) harusnya juga yakin. Jangan jadi bangsa yang kalah sebelum bertanding,” ujar Indra Sjafri, pelatih timnas U-19, setelah memimpin latihan timnya di Lapangan ABC Senayan, Selasa (23/10) pagi.
Optimisme itu memang terpancar dari latihan pagi itu. Tidak terlihat ketegangan di wajah para pemain Garuda Muda meskipun laga malam ini menjadi salah satu tonggak terpenting di dalam karier mereka. Para pemain bahkan saling bercanda dan tertawa pada sesi pendinginan latihan.
”Saya 100 persen yakin kami bisa menang karena teman-teman sangat termotivasi untuk itu. Kami hanya perlu mengantisipasi bola-bola atas karena mereka (pemain UEA) lebih tinggi dari kami,” ujar Todd Rivaldo Ferre, gelandang Indonesia yang memborong tiga gol ke gawang Qatar sebagai pemain pengganti.
Semangat juang
Kondisi mental para pemain Garuda Muda memang masih bagus berkat semangat juang yang diperlihatkan pada laga kontra Qatar. Sempat tertinggal 1-6, mereka mengejar empat gol. Semangat itu membuat mereka percaya diri mampu mengimbangi permainan UEA. Syaratnya, Garuda Muda harus lebih serius memperbaiki kinerja sektor pertahanan.
Pekan lalu, jelang laga kontra Qatar, Indra berkata akan memperbaiki pertahanan timnya. Namun, nyatanya, gawang Indonesia banyak dibobol akibat renggangnya jarak dan buruknya komunikasi antarpemain belakang. Blunder bek dan kapten tim, Nurhidayat Haris, menambah buruk keadaan.
”Tentu saja hal yang bermasalah kemarin, yaitu pertahanan, kami perbaiki. Namun, saya perbaiki hari ini tidak akan bisa 100 persen (berhasil). Hal terpenting gameplan (taktik),” kata Indra.
Dua hari terakhir dimanfaatkan Indra untuk mengasah taktik menghadapi UEA, tim yang tidak hanya punya keunggulan postur, tetapi juga kecepatan pemain sayap, seperti Ali Saleh. Garuda Muda agaknya bakal memainkan pola serangan balik dengan memanfaatkan kecepatan transisi di dalam bertahan ke menyerang.
”Kami akan bermain bertahan lebih dulu baru menyerang balik. Penting untuk bisa bertahan sebaik mungkin guna menghindari banyak kebobolan, seperti pada laga sebelumnya. Persiapan kami sudah matang,” ujar Firza Andika, bek sayap kiri Indonesia.
Adapun Pelatih UEA Ludovic Batelli meyakini, Indonesia bakal menyulitkan timnya. Untuk itu, ia tidak akan banyak merotasi pemain pada laga ini. (JON)