”Sihir” Salah Telah Kembali
Stadion Anfield bergelora, bukan semata karena Liverpool menang besar atas Red Star Belgrade, melainkan karena bintang mereka, Mohamed Salah, kembali bersinar.
LIVERPOOL, KAMIS Penyerang Liverpool, Mohamed Salah, memperlihatkan kembali ”sihirnya” yang sempat menghilang ketika timnya melumat Red Star Belgrade, 4-0, di Liga Champions, Kamis (25/10/2018) dini hari WIB. Salah, yang tampil dengan peran barunya, kini tercatat sebagai pemain Liverpool tertajam dalam sejarah.
Musim ini penampilan Salah sempat meredup. Pemain terbaik Liga Inggris musim lalu itu sempat berpuasa gol selama empat laga, yaitu hingga pekan lalu. Namun, perlahan tetapi pasti, pemain asal Mesir itu kembali menunjukkan kegarangannya di depan gawang. Ia memborong dua gol, salah satunya dari titik penalti, saat ”The Reds” membekap Red Star pada penyisihan Grup C Liga Champions.
Istimewanya lagi, dua golnya itu mengantar Salah ke buku sejarah, yaitu sebagai pemain Liverpool yang mengukir 50 gol tercepat, yaitu dalam 65 laga. Ia mematahkan rekor legenda The Reds, Albert Stubbins, yang membukukan 50 gol dalam 77 laga pada era 1940-an. Salah kini telah mengemas tiga gol dalam dua laga terakhirnya.
Akhir pekan lalu, ia juga menjadi pahlawan kemenangan Liverpool saat membekap tuan rumah Huddersfield Town, 1-0, di Liga Inggris. ”Itu rekor yang bagus. Saya sangat bangga. Saya hanya ingin terus mencetak gol dan membantu tim memenangi laga,” ujar Salah yang merujuk ke rekor barunya serta penampilan barisan penyerang Liverpool secara keseluruhan.
Laga itu juga menunjukkan kembalinya ketajaman lini serang Liverpool. Itu menjadi kemenangan terbesar kedua The Reds musim ini. Terakhir kali The Reds tampil setajam itu pada Agustus silam, yaitu saat mencukur West Ham United, 4-0, di Liga Inggris. Pada laga kontra Red Star, trisula Liverpool lainnya, yaitu Sadio Mane dan Roberto Firmino, juga ikut menyumbang gol.
Penampilan itu sekaligus menjadi jawaban trisula penyerang Liverpool yang musim ini sempat disorot karena tampil kurang tajam. Gol-gol terkadang justru tercipta dari barisan kedua, bahkan pemain cadangan, seperti saat menahan Chelsea, 1-1, pada laga Liga Inggris akhir September lalu. ”Kami (para penyerang Liverpool) tahu caranya bermain dan bergerak satu sama lain. Kami juga paham kualitas kami,” ujar Salah menepis kekhawatiran publik.
Taktik alternatif
Namun, kembali tajamnya lini serang Liverpool, khususnya Salah, tidak terlepas dari peran Manajer Juergen Klopp. Pelatih asal Jerman itu sempat dianggap kaku dan tak punya alternatif dalam taktik.
Namun, tuduhan itu dipatahkan dalam laga kontra Red Star. Malam itu, Klopp menanggalkan sistem favoritnya, yaitu 4-3-3, yang rutin dipakainya hampir tiga musim terakhir. Ia beralih ke pola 4-2-3-1 dengan Salah sebagai sentral serangan.
Ya, Salah malam itu digeser sebagai penyerang tengah, posisi yang biasanya ditempati Firmino. Adapun Firmino digeser sedikit mundur, yaitu gelandang serang di belakang Salah. Posisi itu sebetulnya tidaklah asing bagi Firmino karena ia sempat lama bermain di posisi itu pada awal kedatangan Klopp di Anfield, akhir 2015.
Adapun posisi penyerang sayap kanan diisi pemain baru, Xerdan Shaqiri, yang tampil tidak kalah bagusnya. Ia menyumbang satu asis dari posisi yang musim lalu selalu ditempati Salah. ”Sistem dan cara bermain kami kini berbeda. Namun, kualitas (serangan) itu tidak berubah,” ujar Salah merespons soal perubahan taktik Klopp.
Laga itu juga menjadi panggung bagi pemain baru lainnya, Fabinho, untuk unjuk kebolehan. Gelandang bertahan yang dibeli Liverpool dari AS Monako seharga 50 juta euro, setara Rp 865 miliar, itu menjadi katalias di lini tengah The Reds.
Ia tidak hanya rajin melapis areal pertahanan, tetapi juga ikut membantu membangun serangan saat Liverpool kehilangan bola.
”Saya kira, ia (Fabinho) fantastis. Ia memenangi banyak duel (perebutan bola) dan operan- operannya sangat bagus,” ujar Virgil van Dijk, bek Liverpool, seperti dikutip BT Sports.
Berkat kemenangan itu, The Reds untuk sementara ini memuncaki Grup C dengan koleksi enam poin dari tiga laga. Mereka unggul satu poin atas Napoli dan dua angka atas Paris Saint-Germain yang bermain imbang, kemarin. Liverpool pun kini dijagokan untuk bisa lolos dari grup maut itu. Namun, Klopp enggan terlena oleh sanjungan.
”Kami belum lolos. Grup ini jelas menarik dan sengit hingga akhir. Saya kira, itu sudah terlihat dari hasil undian,” kata Klopp. (AFP/Reuters/JON)