BARCELONA, JUMAT Laga el clasico antara Barcelona dan Real Madrid pada Minggu (28/10/2018) di Stadion Camp Nou, kandang Barcelona, bakal berlangsung hambar tanpa kehadiran Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Namun, laga itu sangat menentukan dalam perebutan posisi puncak klasemen La Liga.
Selama sepuluh tahun terakhir, pertarungan Ronaldo dan Messi selalu menjadi fokus perhatian dalam duel klasik itu di tingkat Spanyol, Eropa, dan dunia.
Messi dan Ronaldo berperan saat Barca dan Madrid sembilan kali menjuarai Liga Spanyol. Dalam rentang itu, kedua klub juga menjuarai Liga Champions tujuh kali dan enam kali juara Piala Dunia Antarklub.
Kini, Ronaldo sudah meninggalkan Madrid dan membela Juventus. Messi juga bakal absen karena cedera retak tulang tangan. Meskipun keduanya absen, Barcelona dan Madrid tetap akan menyuguhkan laga panas.
Bagi Madrid, kemenangan akan mendongkrak posisinya ke papan atas. Bagi Barca, kemenangan dapat memperkokoh posisi di puncak klasemen.
Tanpa Ronaldo, Madrid mengalami masalah pelik dengan ketajaman lini depan mereka. Karim Benzema dan Gareth Bale yang perkasa pada awal musim ternyata produktivitas mereka tidak bertahan lama. Pada ajang Liga Spanyol, Madrid tiga kali kalah dan sekali imbang karena hanya mencetak satu gol dalam empat laga terakhir.
Pelatih Real Madrid Julen Lopetegui sudah melakukan uji coba yang sukses saat melawan Viktoria Plzen di Liga Champions. Tiga penyerang difokuskan di kotak penalti dan serangan dari sayap dilakukan oleh gelandang dan bek sayap.
Lucas Vazquez yang posisi aslinya penyerang sayap dialihfungsikan menjadi bek sayap kanan guna memasok umpan bagi Benzema, Bale, dan Marco Asensio. Dari sayap kiri, Marcelo tetap menjadi andalan Madrid.
Dengan menempatkan tiga penyerang, banyak peluang dapat tercipta. Ketiganya dapat membuka ruang untuk dimanfaatkan mencetak gol.
”Kami akan datang dengan tujuan untuk menang. Kami perlu bermain lebih tenang dan memanfaatkan motivasi besar yang kami miliki saat ini,” kata Lopetegui.
Taktik itu berjalan efektif saat menghadapi klub lemah, seperti Viktoria Plzen. Namun, untuk menghadapi Barcelona, taktik itu memiliki kelemahan dasar pada lini pertahanan. Jika terlalu fokus menyerang, pertahanan Madrid akan berlubang dan rawan mendapat serangan balik cepat.
Di sisi lain, ketergantungan Barcelona terhadap Messi juga sangat besar. Saat Messi dijaga terlalu ketat, produktivitas Barcelona juga menurun tajam. Dalam lima laga La Liga terakhir, Barca hanya menang sekali, kalah sekali, dan tiga kali imbang.
Namun, Barcelona dapat berubah jadi tim yang sangat efektif saat melawan tim yang memiliki kecenderungan menyerang. Luis Suarez efektif untuk melakukan serangan balik. Philippe Coutinho juga cerdik dalam membongkar pertahanan lawan.
”Kami selalu bermain sebagai sebuah tim. Namun, saat ada Messi di lapangan, dia memberi sentuhan cemerlang. Kami merindukan Messi, tetapi kami ingin merindukannya saat menang,” kata Ernesto Valverde, Pelatih Barcelona.