MEKSIKO CITY - Lewis Hamilton berambisi menghilangkan tekanan perebutan gelar juara dunia Formula 1 sesegera mungkin. Tekanan itu bisa dihilangkan oleh Hamilton dengan finis di posisi ketujuh pada balapan seri Meksiko.
Namun, untuk memastikan gelar juara dunianya yang kelima, pebalap Mercedes itu meraihnya dengan elegan, yaitu finis terdepan di Sirkuit Hermanos Rodriguez, Minggu (28/10/2018).
”Jika Anda berada di dalamnya dan hidup dari situ, Anda pasti ingin segera menuntaskannya, kapan pun itu. Tekanannya sangat berat, sesegera mungkin tekanan itu bisa hilang, maka Anda akan lebih bisa menikmati hidup Anda sendiri,” ujar Hamilton.
”Ini sebuah bonus tambahan untuk tahun yang sudah hebat ini ketika Anda memenangi balapan untuk meraih gelar. Target saya adalah berusaha memenangi balapan akhir pekan ini,” ujar Hamilton, dikutip Crash, Jumat (26/10).
Hamilton menolak meraih gelar juara dunianya dengan mudah karena dia juga ingin menuntaskan perebutan gelar juara dunia 2018 untuk konstruktor. ”Sulit untuk melihat hal itu dari luar, tetapi di sana masih ada banyak poin untuk diperebutkan dan banyak hal bisa menjadi salah,” papar pebalap Inggris itu.
Hamilton musim lalu mengunci gelar juara keempat di Meksiko meski finis kesembilan. Dia gagal naik podium teratas karena mobilnya bersenggolan dengan rival terkuatnya, pebalap Ferrari, Sebastian Vettel.
Serempetan mobil itu masih sering dialami Vettel musim ini. Pebalap asal Jerman tersebut menduga, penyebab mobilnya begitu mudah berputar saat bertarung dan bersentuhan roda dengan pebalap lain adalah karena terganggunya downforce di mobilnya.
Vettel bersenggolan dengan Hamilton pada lap pertama di Italia yang membuat mobilnya berputar. Hal serupa terjadi pada dua balapan terakhir di Jepang dan AS saat bertarung melawan dua pebalap Red Bull, Max Verstappen dan Daniel Ricciardo. Pada ketiga insiden itu, mobil Vettel melintir meskipun berada di lintasan dalam.
”Mungkin saya perlu mencoba jalur luar lain kali, mungkin saya tidak akan melintir. Anda pasti ingin lintasan dalam di tikungan, itu tidak akan berubah, tetapi saya tidak tahu. Semakin dekat Anda dengan mobil lain, Anda akan kehilangan banyak downforce,” ujar pebalap peraih empat gelar juara dunia itu.
Vettel menegaskan, dirinya tidak membalap dengan ceroboh pada ketiga insiden ketika mobilnya melintir itu. Meskipun demikian, dia akan berusaha menghindarkan hal serupa terjadi lagi, dengan lebih berhati-hati saat melihat celah untuk mendahului. ”Yang utama adalah pada dasarnya saya tidak berusaha melakukan sesuatu yang bodoh atau tolol. Saya juga tidak berkepala batu mencoba sesuatu yang tidak pernah berhasil,” katanya.
Sementara itu, tim Red Bull musim ini gagal menjadi pesaing bagi Mercedes dan Ferrari karena kendala mesin. Mereka pun akan mengakhiri kemitraan dengan Renault sebagai pemasok mesin. Musim depan, Red Bull akan menggunakan mesin Honda. Red Bull menegaskan, kemitraan dengan Honda sudah lebih erat.
Kamera belakang
Terkait dengan aturan musim 2019, para pebalap F1 mendorong Federasi Otomobil Internasional (FIA) untuk menimbang memperkenalkan kamera yang menghadap belakang dan layar monitor untuk menggantikan kaca spion yang digunakan saat ini. Motorsport kemarin melaporkan, para pebalap menilai kaca spion yang dipakai sekarang memiliki daya pandang terbatas.
Akibatnya, pebalap kesulitan untuk memperkirakan kecepatan mobil yang berada di belakangnya, terutama saat pebalap mengaktifkan DRS. Hal itulah yang terjadi saat Kevin Magnussen melakukan aksi bertahan kontroversial tatkala Charles Leclerc akan menyalipnya di balapan seri Jepang. (OKI)