JAKARTA, KOMPAS - Perjalanan lebih dari 24 jam dari Indonesia ke Turkmenistan menjadi tantangan tim ”Merah Putih” dalam menghadapi Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF, 1-10 November 2018. Tim Indonesia harus mampu menjaga kondisi fisik, mental, dan suasana berlomba. Udara dingin dan cuaca yang mudah berubah juga menjadi tantangan.
Lifter senior Eko Yuli Irawan dan kawan-kawan berangkat ke Ashgabat, Turkmenistan, Minggu (28/10/2018) dini hari, dari Jakarta. Mereka transit di Dubai selama 18 jam dan dijadwalkan mendarat di Ashgabat Selasa.
Eko mengatakan, tim angkat besi akan menginap di hotel selama transit di Dubai. ”Kemarin memang sempat bingung, transit 18 jam mau menunggu di mana. Ternyata sudah dipesankan hotel. Jadi, kami bisa istirahat sambil menunggu penerbangan selanjutnya,” kata Eko.
Lifter peraih medali emas Asian Games 2018 ini menuturkan, transit lebih dari 10 jam membuat dirinya merasa capek dan suntuk. Hal itu pernah dialami ketika Eko ikut Kejuaraan Dunia 2006 di Republik Dominika. Eko dan kawan-kawan harus transit di Paris selama 11 jam.
Oleh karena itu, menurut Eko, istirahat dan asupan nutrisi menjadi faktor paling penting untuk menjaga stamina tubuh. Sebelum berangkat ke Turkmenistan, Eko menyiapkan sambal, abon, dan saus pedas agar dirinya dapat menikmati makanan lokal.
Untuk bersaing di Kejuaraan Dunia 2018, tim Indonesia diperkuat 10 lifter, terdiri dari lima atlet putra dan lima putri. Ini merupakan Kejuaraan Dunia pertama yang diikuti tim Merah Putih setelah tahun lalu absen.
Kejuaraan Dunia 2018, yang akan berlangsung di Kompleks Olimpiade Ashgabat, Turkmenistan, dianggap penting karena menjadi babak kualifikasi pertama menuju Olimpiade 2020.
Hal ini membuat Kejuaraan Dunia 2018 memiliki peserta terbanyak dengan kehadiran 693 atlet dari 91 negara. Sebelumnya, peserta terbanyak dicapai Kejuaraan Dunia Athena 1999 dengan kehadiran 626 lifter dan Paris 2011 yang diikuti 87 negara.
Kejuaraan Dunia 2018 menarik karena akan memainkan kategori baru. Tim Indonesia bertekad menembus peringkat delapan besar dunia untuk mengamankan tiket Olimpiade.
Pelatih Tim Putri Indonesia Supeni mengatakan, kategori lomba baru ini sangat menantang. Berdasarkan pengalamannya, dibutuhkan waktu 3-4 bulan untuk penyesuaian dengan kategori baru. Adapun setelah mengikuti Asian Games 2018, tim Indonesia hanya mempunyai waktu latihan satu bulan. (DNA)