JAKARTA, KOMPAS Arab Saudi menuntaskan dendamnya atas Jepang, juara bertahan Piala Asia U-19. Mereka melaju ke final Piala Asia U-19 2018 setelah membekap Jepang, 2-0, di semifinal, Kamis (1/11/2018) malam, untuk bertemu Korea Selatan.
Kemenangan atas Jepang ini bersejarah bagi Arab Saudi, menjadi yang pertama dalam 45 tahun. Kesuksesan ini balasan atas kekalahan dari Jepang lewat adu penalti pada final Piala Asia U-19 2016 di Bahrain. Arab Saudi terakhir kali jadi juara Piala Asia U-19 pada 1992 saat para pemain mereka saat ini belum lahir.
Jepang, yang mengalahkan Indonesia pada perempat final, tampil seperti tim yang berbeda. Mereka kehilangan intensitas di dalam menyerang dan lebih sering ditekan Arab Saudi, khususnya pada babak pertama, dalam laga di Stadion Pakansari, Bogor.
Sebaliknya, Arab Saudi mampu mengendalikan laga berkat kombinasi fisik yang prima, kecepatan, dan teknik individu mumpuni. Tim yang menyingkirkan Australia, 3-1, di perempat final itu tampak menikmati permainan dengan operan cepat satu dua sentuhan dan tusukan dari lini sayap.
Gempuran masif para pemain Arab Saudi membuat Jepang kehilangan ciri khasnya, yaitu ketenangan dan kedisiplinan. Puncaknya, gawang Jepang bobol akibat blunder kiper Tomoya Wakahara yang gagal menangkap bola tendangan Turki al-Ammar dari sudut sempit pada menit ke-29.
Gawang Jepang lagi-lagi bobol lewat tusukan dari sayap kanan Arab Saudi, menit ke-45. Sementara itu, Korea Selatan melangkah ke final untuk kali ke-17 setelah membekap Qatar, 3-1, di Stadion Pakansari, beberapa jam sebelumnya.
Penyerang sayap Jen Seo-jin menjadi bintang pada laga ini dengan mencetak dua gol.Pada menit awal, Korsel sempat tertekan berkat permainan ngotot Qatar, khususnya Abdulrasheed Umaru, penyerang yang menjadi pencetak gol tersubur di Piala Asia U-19 tahun ini dengan koleksi total tujuh gol.
Namun, agresivitas Qatar mampu diredam dengan baik oleh dua palang pintu Korsel, Lee Jae-ik dan Kim Hyun-woo, yang tampil sangat tenang.
Korsel justru menghukum pertahanan Qatar, yang kembali terlihat rapuh di lini pertahanan, lewat kecepatan para penyerang sayapnya, seperti Jen dan Eom Won-sang. Mereka bergantian menjebol gawang Qatar, yang 13 kali kebobolan di lima laga.
Berbeda dengan laga-laga sebelumnya, Korsel bermain lebih rileks dan tidak terburu-buru membangun serangan. Ketenangan itu sesuai dengan yang diminta Pelatih Korsel Chung Jung-yong. Menurut Chung, timnya sempat tampil seperti di bawah tekanan selama fase penyisihan grup hingga semifinal.
Korsel sebelumnya seperti terbebani sebagai salah satu tim favorit juara dan ditargetkan minimal lolos ke semifinal yang menjadi tiket ke Piala Dunia U-20 2019. Tim yang telah 12 kali juara, terbanyak di Piala Asia U-19 ini, sempat menang susah payah 1-0 atas Tajikistan di perempat final.
”Seiring keberhasilan kami mencapai target pertama, lolos ke Piala Dunia U-20, anak-anak tampil lepas. Laga ini penting karena tidak hanya menentukan ke final, tetapi juga sebagai persiapan awal menuju Piala Dunia (U-20),” ujar Chung dikutip dari situs AFC. (JON)