ASHGABAT, JUMAT - Terakhir kali atlet putri Indonesia meraih gelar juara dunia angkat besi pada kelas 48 kg terjadi 19 tahun lalu melalui lifter Sri Indriyani. Kini, kejayaan angkat besi negara ini diharapkan kembali melalui lifter andalan Sri Wahyuni.
Perjuangan Sri Wahyuni akan diuji pada Kejuaraan Dunia IWF 2018 di Ashgabat, Turkmenistan, Sabtu (3/11/2018). Berdasarkan aturan baru, kelas 48 kg dicoret dan diganti dengan 49 kg.
Bagi Sri Wahyuni, ini bukanlah penampilan perdananya pada Kejuaraan Dunia. Sri Wahyuni pernah membela Indonesia pada Kejuaraan Dunia 2014 dan 2015. Namun, prestasinya tidak terlalu bagus karena dia terlempar dari posisi tiga besar dunia.
Prestasinya bersinar kala meraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Kilau prestasinya berlanjut saat meraih medali emas Islamic Solidarity Games 2017 dan perunggu Summer Universiade 2017. Terakhir, dia meraih perak di Asian Games.
Penampilan Sri Wahyuni akan kembali diuji pada Kejuaraan Dunia 2018. Di Ashgabat, ia akan kembali bersaing dengan lawan terberatnya di Asian Games 2018, Ri Song Gum.
Lifter Korut ini pernah membuat kejutan melakukan angkatan 199 kg (snatch 87 kg, clean and jerk 112 kg). Dengan angkatan itu, ia meraih emas Asian Games 2018. Ri Song Gum juga pernah meraih gelar juara dunia 2015 untuk angkatan clean and jerk.
Pada Kejuaraan Dunia, Sri Wahyuni juga akan ditantang musuh lamanya, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan juara dunia 2017, Sopita Tanasan (Thailand). Ada pula dua lifter China, yaitu Jiang Huihua dan Hou Zhihui.
Pelatih angkat besi putri Indonesia, Supeni, mengatakan, target untuk Sri Wahyuni adalah menembus peringkat delapan besar dunia. ”Selain lawan cukup berat, angkatan Sri Wahyuni belum pulih. Bisa kembali seperti Asian Games saja sudah bagus,” ujarnya dari Ashgabat, Jumat.
Di Asian Games, Sri Wahyuni melakukan angkatan total 195 kg (snatch 88 kg, clean and jerk 107 kg). Saat ini, angkatan Sri Wahyuni baru 90-92 persen dari pencapaiannya di pesta olahraga Asia. Dengan situasi tersebut, menurut Supeni, lifter tidak bisa ditargetkan terlalu muluk.
Pada hari yang sama, lifter senior Eko Yuli Irawan juga akan tampil di kelas 61 kg. Perjuangan Indonesia juga akan diwakili oleh Syarah Anggraini (55 kg) dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg).
Eko Yuli mengatakan, sehari menjelang lomba, dirinya hanya menjaga berat badan sesuai kategori lomba dan istirahat. ”Motivasi saya hanya ingin menampilkan yang terbaik. Saya ingin enjoy berlomba,” katanya.
Kemarin, lifter remaja berusia 16 tahun asal Italia, Sergio Massidda (55 kg), memecahkan rekor dunia yunior dengan melakukan angkatan 236 kg. Ia menjadi lifter pertama yang mengukir rekor pada Kejuaraan Dunia. (DNA)