Peralatan olahraga bekas Asian Games dan Asian Para Games 2018 yang menurut rencana akan dihibahkan menjadi rebutan cabang, NPC Indonesia, dan PB PON-Peparnas 2020.
JAKARTA, KOMPAS Keberadaan peralatan tanding berstandar nasional bekas Asian Games dan Asian Para Games 2018 bisa menjadi modal berharga untuk meningkatkan prestasi olahraga di Tanah Air. Kementerian Pemuda dan Olahraga selaku pemilik peralatan tersebut perlu bijak dalam membuat keputusan mengenai hibah alat-alat itu mengingat saat ini ada tiga pihak yang mengajukan permohonan hibah, yakni pengurus cabang dan Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia, serta Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional dan Pekan Paralimpide Nasional Papua 2020.
Peralatan bekas Asian Games dan Asian Para Games 2018 itu merupakan barang milik negara (BMN) mengingat pembeliannya dilakukan menggunakan APBN yang dikeluarkan Kemenpora. Peralatan itu dapat dihibahkan setelah dinventarisasi oleh Inspektorat Kemenpora serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Deputi IV Bidang Pengembangan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana menilai, permohonan hibah peralatan yang diajukan cabang, NPC Indonesia, serta PB PON-Peparnas 2020 sama-sama penting. Untuk itu, pihaknya akan mengumpulkan cabang, NPC Indonesia, dan PB PON-Peparnas untuk membahas hibah tersebut.
”Harus ada jalan tengah agar peralatan yang ada bisa berguna untuk semua pihak,” katanya saat dihubungi, Jumat (2/11/2018).
Terlepas dari siapa yang akan menerima hibah peralatan itu, Mulyana berharap peralatan tersebut dirawat dan dapat digunakan dengan baik.
”Peralatan itu, kan, lumayan mahal. Jangan sampai setelah dihibahkan justru tidak terpakai dan terawat. Akhirnya justru terbengkalai, rusak, dan sia-sia,” katanya.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya berencana membuat aturan yang menjadi payung hukum bagi pemeliharaan peralatan Asian Games dan Asian Para Games 2018. Dengan demikian, Kemenpora tetap bisa memantau secara berkala kondisi peralatan 40 cabang olahraga yang nilainya Rp 260 miliar itu.
”Kami akan menyusun bagaimana tiap cabang melapor tiap periode tertentu kepada Kemenpora dan sejauh mana dampaknya terhadap peningkatan prestasi atlet,” ujarnya.
Sejauh ini, Kemenpora tengah menginventarisasi peralatan olahraga Asian Games dan Asian Para Games 2018 itu. Untuk mempercepat proses inventarisasi, Kemenpora tidak hanya mengandalkan empat tim dari Inspektorat Kemenpora, tetapi juga meminta BPKP untuk membantu.
Proses itu juga melibatkan Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) dan pengurus cabang.
Dihubungi secara terpisah, Deputi I Bidang Operasional Pertandingan Inasgoc Harry Warganegara mengatakan, ada 400 personel Inasgoc yang bisa diberdayakan untuk membantu proses inventarisasi dan penyerahan peralatan itu.
Sementara itu, terkait keluhan dari cabang tentang ketiadaan gudang penyimpanan bagi peralatan yang bakal dihibahkan itu, Kemenpora sudah berkoordinasi dengan Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK) agar menyediakan tempat penyimpanan peralatan itu.
Direktur Utama PPK GBK Winarto mengatakan, pihaknya siap membantu menyediakan tempat penyimpanan peralatan bagi 15 cabang yang arenanya berada di GBK.
Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha PPK GBK Gatot Tetuko menyatakan, sejauh ini baru cabang atletik dan tenis yang telah memulai pemusatan latihan dan menyimpan peralatannya di GBK. Dengan keterbatasan tempat di GBK, cabang juga perlu memikirkan penyimpanan peralatan itu di luar GBK jika tempat di GBK sudah tidak mencukupi. (DRI/E14)