Pembinaan Pemanah Usia Dini Butuh Dukungan Orang Tua
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dukungan orang tua berperan besar dalam pembinaan olahraga usia dini, tak terkecuali cabang olahraga panahan. Adapun keterlibatan dan motivasi dari mampu memengaruhi raihan prestasi anak.
"Motivasi dari orang tua penting saat di luar lapangan. Semisal, ketika sasaran si anak melenceng saat latihan, orang tua berperan memberi semangat ketika di rumah," kata pelatih DSR Archery Learning Center, Sunjaya, di sela ajang "Indonesia Memanah 4" di Lapangan PP-PON, Jakarta Timur, Minggu (4/11/2018).
Dukungan dari orang tua, menurutnya, mesti tetap dalam batas wajar dan tidak membebani psikologis anak. Artinya, orang tua tidak perlu menekan sang anak agar terus berprestasi di tiap perlombaan.
Hal itu dilakukan oleh Lia Juwita (43), orangtua dari Meischa Leora Adhilea (10), peraih juara pertama pada kategori recurve umum pemula putri dengan jarak 18 meter. Lia mengatakan, tidak pernah membebani putrinya untuk selalu memenangkan pertandingan.
"Meischa juga sering kalah, tetapi sebagai orang tua, bagaiamana cara saya membangkitkan dia biar enggak kapok," tuturnya. Bahkan, Lia ikut berlatih memanah untuk ikut merasakan kesulitan yang dihadapi putrinya.
Nanang Widyantoro (47) orangtua Hafizh Kurnia Ernanto (14), peraih medali perak pada kategori recurve umum pemula putra dari klub Green Arena, mengatakan, pendampingan dari orangtua bisa menambah kepercayaan diri anak saat berlomba. "Saya bahkan ambil cuti kalau Hafizh tanding," katanya.
Adapun kesulitan olahraga panahan adalah melawan diri sendiri. Karena itu, kata Nanang, kehadiran orangtua saat perlombaan bisa menjadi penasihat yang membesarkan hati si anak ketika kalah.
Keterlibatan langsung orang tua pada aktivitas olahraga anak merupakan fenomena umum di negara manapun. Karena itu, pelatih dan orangtua berperan sebagai moral educators atau pendidikan moral pada olahraga usia dini Kompas (25/8/2017).
Peserta ajang Indonesia Memanah tahun ini meningkat menjadi 1.337 atlet, dari 1.061 peserta pada 2017. Peserta terdiri atas 216 klub dan 21 provinsi. Mereka dinaungi organisasi Indonesia Archery School Program (INASP)
Menanam karakter
Pada praktiknya, cabang olahraga panahan bukanlah sekadar aktivitas membidik sasaran dengan tali busur dan anak panah. Lebih dari itu, ada empat karakter yang ingin ditanamkan kepada pemanah, yaitu tenang, fokus, berani, dan mental juara.
Presiden INASP Defrizal Siregar mengatakan, olahraga panahan mengajarkan sistematika yang teratur. "Karena terbiasa tenang dan fokus, lama kelamaan hal itu akan menjadi karakter," ujarnya. Ia juga mengatakan, penanaman karakter mesti dilakukan sejak dini.
Ajang Indonesia Memanah juga berpotensi memunculkan bibit-bibit pemanah bertalenta. Oleh karena itu, mereka juga bekerja sama dengan Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) untuk memfasilitasi anak-anak berprestasi tersebut.
"Kami ingin mencari atlet terbaik. Jika di ajang ini ada atlet berprestasi dan ingin fokus di panahan, kami akan merekomendasikan atlet tersebut ke Persatuan Panahan Indonesia (Perpani)," tuturnya. (E14)