MAGETAN, KOMPAS Panggung final Divisi Utama Livoli 2018, Minggu (4/11/2018), di Gedung Olahraga Ki Mageti, Magetan, Jawa Timur, menjadi milik juara bertahan putri Bank Jatim, Surabaya, dan putra Bhayangkara Samator, Surabaya.
Bank Jatim merebut trofi kedua beruntun, sekaligus piala ketujuh Livoli sejak kejuaraan 1999, setelah menang atas tim TNI AL dengan skor 3-2 (25-20, 15-25, 25-15, 21-25, 15-8). Adapun Samator mengoleksi trofi kedelapan setelah menang atas Indomaret Sidoarjo dengan skor 3-0 (25-22, 25-19, 25-20).
Tim putri TNI AL yang dilatih oleh Pascal Wilmar memang memberi perlawanan sengit di final itu. Namun, pada set kelima yang menentukan, mereka justru banyak melakukan kesalahan dalam servis, penerimaan bola, dan blok.
Laga tersebut juga menjadi panggung bagi pemain Bank Jatim, Megawati Pertiwi (19), yang terpilih sebagai pemain terfavorit putri. Spiker tim nasional ini tampil luar biasa membalas dentuman serangan ”armada” putri TNI AL dengan spike yang keras, tajam, dan sulit diblok.
Pemain muda Alridhania Risqamara (16) juga sempat diturunkan oleh pelatih Bank Jatim Muhammad Anshori untuk menambah jam terbang dan merasakan atmosfer laga final.
”Kami menang tetapi lewat perjuangan yang amat berat,” ujar Anshori seusai laga yang disaksikan 4.000 penonton yang memenuhi gelanggang Ki Mageti itu.
Menanggapi tim yang gagal meraih gelar juara pada debut final, Pascal mengatakan, pemain masih tegang dan tertekan. ”Ini akan jadi pelajaran bagi kami untuk membangun tim yang lebih kuat di masa depan,” katanya.
Putri TNI AL memiliki modal pemain muda potensial. Mereka memiliki Wintang Kumala (20), Shella Bernadetha (19), dan Tisya Amallya (18) yang tampil impresif di final.
Di kelompok putra, dominasi Samator tidak terbendung. Tim asuhan Ibarsjah Tjahjono ini mengulang sukses menaklukkan Indomaret Sidoarjo saat penyisihan Grup A, Senin (29/10), juga dengan keunggulan 3-0.
”Kami dalam misi mengulang era kejayaan pada 2009-2011 saat menjadi juara tiga kali berurutan. Tantangan akan lebih besar di kejuaraan tahun depan,” kata Ibarsjah seusai laga.
Catatan positif diberikan kepada pemain senior Mahfud Nurcahyadi (30) yang masih impresif, bahkan cukup menonjol di final. Selain itu, dua pemain muda Agil Anggara (18) dan libero Henry Novian (20) juga menjanjikan.
Meski kalah di final, Indomaret boleh berbangga sebab punya masa depan cerah dengan keberadaan empat pemain muda. Mereka adalah Alfin Pratama (16), Viko Aditya (17), Tri Fauzin Maulana (18), dan libero Fahreza Abhinaya (19).
”Melawan Samator tidak akan pernah mudah. Namun, kami akan terus belajar dan berkembang agar bisa kembali menjadi juara seperti 2008,” kata manajer tim Sutono. (BRO)