Lomba balap sepeda seperti BTN Tour de Borobudur 2018 yang digelar selama dua hari dan berakhir, Minggu (4/11/2018), tidak lagi sekadar ajang mengadu kekuatan fisik antarpeserta.
Lomba ini telah berkembang menjadi ajang mengembangkan olahraga bersepeda, promosi wisata dan potensi daerah, serta menggalang donasi bagi korban bencana alam.
Ketika rombongan pesepeda tiba di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di Karanganyar, Magelang, Jawa Tengah, Minggu pagi, kelompok musik keroncong langsung beraksi.
Beberapa panitia juga mengarahkan rombongan untuk melihat kerajinan gerabah dan proses pembuatannya yang berada di sekitar kawasan Candi Borobudur.
”Kami sengaja membawa peserta ke tempat ini karena ingin menunjukkan bahwa kami sudah bisa mengembangkan kawasan sekitar Borobudur,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang didampingi Direktur Utama BTN Maryono.
Sekitar 20 Balkondes dibangun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk di kawasan itu. BTN juga menjadi sponsor utama TdB 2018.
”Tanpa ada ajang olahraga seperti ini, mungkin kegiatan kami ini sulit dikenal lebih banyak orang,” kata salah satu perajin gerabah di Karanganyar, Ambar Sariro (23).
Kini, dengan adanya Balkondes, warga seperti Ambar tidak lagi hanya membuat kerajinan gerabah dan menjualnya, tetapi juga mendapat penghasilan tambahan dengan menjadi instruktur bagi wisatawan yang ingin belajar membuat kerajinan gerabah.
Promosi wisata seperti itu menjadi salah satu misi besar BTN TdB 2018. Pada hari pertama, Sabtu (3/11/2018), para peserta lomba yang berjumlah lebih dari 2.000 orang sudah diajak melihat Jalan Tol Semarang-Batang. Jalan tol yang menurut rencana diresmikan akhir 2018 itu juga akan mendongkrak ekonomi warga, termasuk di sektor pariwisata.
Pada Minggu kemarin, peserta kategori A (jarak 239 km) dan kategori B (100 km) juga menempuh rute melewati sejumlah tempat wisata di Jateng, mulai dari Balai Kota Semarang hingga ke lokasi finis di Lapangan Samudra Raksa Borobudur.
Koordinator BTN TdB 2018 Hendra Dharmanto mengatakan timnya berusaha selalu menciptakan rute-rute baru setiap tahun agar peserta tidak bosan.
Salah satu peserta kategori A, Koen Van Tornhout (39) asal Belgia, mengaku terhibur dengan pemandangan di sepanjang rute lomba. ”Melihat desa-desa yang saya lewati, sesekali saya teringat kampung halaman saya (di Belgia) sekitar 30 tahun lalu atau ketika saya berumur 9 tahun,” ujar pria yang sudah 19 tahun tinggal di Indonesia itu.
Beramal
Tidak hanya ”berwisata”, peserta lomba juga diajak untuk menggalang dana bantuan untuk korban bencana alam di Palu, Sigi, dan Donggala. BTN selaku sponsor utama menghitung jarak km yang berhasil ditempuh para peserta kemudian mengalikannya dengan variabel yang sudah mereka tentukan.
Besaran dana yang terkumpul pun bergantung seberapa jauh peserta bisa menyelesaikan lomba. Hasilnya, terkumpul dana sekitar Rp 229 juta yang akan disumbangkan oleh BTN kepada korban bencana alam. Alhasil, tiga misi besar dalam pergelaran BTN TdB 2018 ini tercapai. (Herpin Dewanto Putro)