FUZHOU, JUMAT - Nomor ganda putra, lagi-lagi, menjadi pembawa asa dalam meraih gelar juara. Indonesia menyisakan dua ganda putra dalam semifinal turnamen bulu tangkis China Terbuka.
Harapan membawa pulang gelar juara ada pada Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan penerus mereka, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Berada pada pul berbeda dalam undian, mereka berpeluang menciptakan final sesama pemain Indonesia.
Di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Jumat (9/11/2018), mereka melewati perempat final dalam waktu bersamaan. Kevin/Marcus menang atas Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), 22-20, 21-17, sementara Hendra/Ahsan menang atas Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), 21-11, 16-21, 21-12.
Saat nomor ganda campuran belum melahirkan bintang baru sebagai penerus Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, ganda putra menjadi nomor dengan peluang juara terbesar bagi Indonesia. Dari 23 gelar yang didapat Indonesia dari turnamen BWF World Tour Super 100, 300, 500, 750, dan 1000 pada 2018, 11 gelar (47,8 persen) didapat dari ganda putra.
Sebanyak enam dari 11 gelar itu disumbangkan Kevin/Marcus. Hendra/Ahsan, yang berpisah pada 2017 saat Hendra berlatih di luar pelatnas, menjuarai Singapura Terbuka. Semifinal di Fuzhou menjadi semifinal kelima pasangan senior itu dalam turnamen BWF World Tour.
"Hasil yang diperoleh Hendra/Ahsan pada tahun ini di luar dugaan saya. Mereka masih punya motivasi," kata pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi di Jakarta.
Sebelum Indonesia menempatkan wakil di semifinal dari ganda putra, empat wakil lainnya terhenti pada perempat final. Mereka adalah Tontowi/Liliyana, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), dan Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra).
Tiga dari empat wakil itu ditaklukkan pemain tuan rumah, termasuk Anthony yang dikalahkan Shi Yuqi, 21-16, 14-21, 14-21. Anthony pun gagal memanfaatkan kesempatan membalas kekalahan dari tiga pertemuan sebelumnya, salah satunya pada final beregu putra Asian Games Jakarta Palembang 2018, Indonesia melawan China. Ketika itu, Anthony tak menyelesaikan laga melawan Shi karena kram kaki.
Pada gim pertama, Anthony menguasai permainan dengan jarang memberi kesempatan pada Shi untuk melancarkan smes. Pukulan Shi ke arah net dibalas dengan pukulan net yang menghasilkan poin bagi Anthony.
Namun, pertahanan rapat pemain China berperingkat kedua dunia itu membuat Anthony kesulitan pada gim kedua dan ketiga. "Selain itu, saya juga kurang sabar, sudah banyak dapat poin, cepat juga kehilangan poin lagi," kata Anthony dalam laman resmi PP PBSI.
Tim Yunior di Semifinal
Sementara itu, Ikhsan Leonardo Emanuel Rumbay dan kawan-kawan memperbaiki prestasi mereka dalam Kejuaraan Dunia Yunior kategori beregu campuran 2017. Di Markham, Ontario, Kanada, tahun ini, Indonesia tampil di semifinal setelah setahun sebelumnya menempati peringkat ke-5/6 bersama India. Semifinal melawan Korea Selatan, Jumat sore waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia menempatan Tim Merah Putih, minimal, pada peringkat keempat.
Pemenang dari laga itu akan berhadapan dengan pemenang semifinal lainnya, antara Jepang dan juara bertahan, China.
Indonesia belum pernah juara pada kejuaraan yang memperebutkan Piala Suhandinata ini. Hasil terbaik Tim Merah Putih untuk pemain berusia 19 tahun ke bawah ini adalah ketika menjadi finalis pada 2013-2015.
Pada kejuraan 2017 di Yogyakarta, Indonesia mendapat dua gelar juara dari kategori perorangan, yaitu Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri) dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran).