MAGELANG, KOMPAS - Kualitas penyelenggaraan Bank Jateng Borobudur Marathon ditingkatkan pada tahun ini. Salah satunya dengan penerapan sistem cut off time dan cut off point. Selain untuk memastikan jalan dapat kembali digunakan oleh masyarakat, sistem tersebut juga menuntut pelari untuk lebih disiplin.
Direktur Lomba BJBM 2018, Andreas Kansil, mengatakan, peserta yang catatan waktunya di bawah cut off time (COT) dan cut off point (COP) tidak akan mendapat medali. Saat dipastikan tak bisa memenuhi ketentuan COT dan COP, pelari akan diangkut oleh shuttle yang disediakan panitia ke Race Village.
COT maraton ditargetkan 7 jam, half marathon 4 jam, dan 10K 2 jam. Adapun COP diberlakukan bagi peserta yang tidak memenuhi target waktu di tengah lomba. Pada maraton, COP di Kilometer ke-21 dengan target 4 jam dan Km ke-35 (6 jam). Pada half marathon, COP di Km ke-15 (3 jam).
Andreas mengatakan, sebenarnya COT dam COP sudah diberlakukan sejak 2017, tetapi tidak seketat Borobudur Marathon 2018. "Kami ingin tahun ini lebih disiplin," ujarnya dalam bincang di sela-sela pengambilan paket lomba (race pack), di Mal Artos, Kabupaten Magelang, Kamis (15/11/2018).
Menurutnya, penerapan tersebut juga diharapkan mendorong para peserta untuk benar-benar menyiapkan diri dalam mengikuti Borobudur Marathon 2018. Apabila memang persiapan minim karena kurang latihan, misalnya harus benar-benar mengatur strategi agar pencapaian waktunya tak melebihi COT dan COP.
Andreas menambahkan, penerapan COT dan COP juga dalam rangka meningkatkan kualitas lomba. "Lomba lain sebenarnya banyak yang menerapkan COT dan COP lebih ketat. Kami ingin tegaskan bahwa lomba itu ada batas waktunya. Bukan tak mungkin, pada penyelenggaraan berikutnya, COT dan COP di Borobudur Marathon akan lebih singkat," katanya.
Borobudur Marathon 2018 diselenggarakan atas kerja sama Bank Jateng, Kompas, dan Pemprov Jateng. Lomba digelar Minggu (18/11), diikuti 10.000 peserta yang terbagi dalam tiga kategori, 10K, Half Marathon, dan Marathon. Rute yang sudah tersertifikasi dan pemandangan alam menjadi keunggulan lomba ini.
Pengambilan race pack dilakukan Kamis-Sabtu (15-17/11), bersamaan dengan dibukanya Bank Jateng Borobudur Marathon 2018 Expo. Sejumlah pelari pun mulai datang dan mengambil race pack pada Kamis.
Pegiat lari, Riefa Istamar, menuturkan, pengambilan race pack diharapkan langsung oleh peserta. "Terkadang, pelari tak memerhatikan catatan-catatan kecil di dalam race pack, padahal itu bisa jadi informasi penting. Dengan datang langsung, pelari juga bisa bertanya segala informasi yang diperlukan," katanya.
Riefa menambahkan, di tempat pengambilan race pack, peserta juga dapat melihat peta rute lomba dan peta Race Village. Ini penting, agar peserta tidak kebingungan ketika sudah berada di Race Village atau area lomba lainnya. Termasuk lokasi toilet yang biasanya penuh oleh para pelari pada saat jelang atau setelah lomba.
Jevri Tanjung (24), peserta dari Magelang Runners, mengatakan, sengaja mengambil race pack pada hari pertama karena ingin mengetahui lebih banyak informasi terkait lomba. "Kalau H-1 atau H-2 biasanya lebih penuh. Kalau sudah mengambil race pack, kita tinggal fokus pada persiapan," kata Jevri, yang mengikuti kategori Marathon.