LONDON, JUMAT--John Isner tak meraih satu kemenangan pun pada turnamen ATP Final di The O2 Arena London, Inggris. Namun, petenis AS itu tetap menilai bahwa musim 2018 sebagai musim terbaiknya.
Ada beberapa alasan yang membuat petenis jangkung ini menyebutnya sebagai musim terbaik. Keikutsertaannya di London pekan ini menjadi yang pertama dalam kariernya sebagai petenis profesional sejak 2007.
”Posisi saya dalam peringkat dunia musim ini yang terbaik. Saya akan mengakhiri musim di 10 besar dunia untuk pertama kalinya. Dalam usia 33 tahun, ini pencapaian besar. Apalagi, dalam sembilan musim terakhir berada pada posisi 20 besar,” tutur Isner, Jumat (16/11/2018), dalam laman resmi ATP.
Isner akan mengakhiri musim 2018 di peringkat ke-10. Tahun ini pula, petenis bertinggi badan 208 sentimeter itu mencapai posisi terbaik pada peringkat kedelapan pada 16 Juli 2018. Padahal, pada awal tahun Isner hanya menang dua kali dari delapan laga. Mulai April, penampilannya meningkat. Isner menjuarai ATP Masters 1000 Miami, untuk pertama kalinya lolos ke semifinal Grand Slam Wimbledon, dan perempat final AS Terbuka.
Akan tetapi, di London, Isner kalah dari Novak Djokovic, Marin Cilic, dan Alexander Zverev pada laga Grup Gustavo Kuerten. Dia tampil pada Final ATP sebagai unggulan kedelapan dari delpaan peserta. Isner lolos ke London, menggantikan Rafael Nadal yang batal tampil karena cedera.
”Itu tidak sesuai seperti yang saya harapkan. Tetapi, tampil di sini memberi dampak positif karena saya berhadapan dengan petenis-petenis terbaik dunia. Saya berharap bisa melakukannya lagi tahun depan,” ujarnya.
Isner juga punya kesempatan memperbaiki posisinya pada awal 2019 dengan hanya 30 poin yang harus dia pertahankan pada ATP Masters 1000 Indian Wells. Meski telah berusia 33 tahun, dia yakin masih banyak ruang untuk mengembangkan diri. ”Saya ingin mendapat momentum itu sejak awal musim,” katanya.
Berbeda dengan Isner, debutan lainnya dalam Final ATP, Kevin Anderson, lolos ke semifinal setelah menjadi peringkat kedua Grup Lleyon Hewitt. Posisinya berada di bawah Roger Federer.
Anderson menyamai lima petenis lain yang lolos ke semifinal dalam debut mereka. Mereka adalah Grigor Dimitrov, Jack Sock (2017), Kei Nishikori (2014), Stan Wawrinka (2013), dan Robin Soderling (2009).
Dalam semifinal yang berlangsung Sabtu malam atau Minggu dinihari WIB, Anderson berhadapan dengan Novak Djokovic. Itu menjadi misi berat bagi Anderson yang hanya bisa sekali mengalahkan Djokovic dari delapan pertemuan. Itu pun terjadi pada pertemuan pertama mereka, babak kedua Miami Masters 2008.
Apalagi, Djokovic tampil sebagai juara grup sebagai pemain yang tak terkalahkan. Dia menang atas Isner, Cilic, dan Zverev. Namun, Djokovic tetap mewaspadai Anderson.
"Kevin punya pengalaman bermain baik pada turnamen besar pada tahun ini. Ini menjadi tahun terbaiknya dan dia melanjutkannya pada turnamen ini. Dia tampil dominan saat mengalahkan Kei Nishikori (Anderson menang 6-0, 6-1), punya servis bagus dan bermain agresif," tutur Djokovic.