Mengejar Peluang Nomor Beregu
JAKARTA, KOMPAS - Tim nasional tenis meja Paralimpiade tampil sempurna di Spanyol Terbuka 2018 dengan menyabet 5 medali emas, 2 perak, dan
1 perunggu. Meski sukses di Spanyol, timnas masih harus berjuang meloloskan minimal dua atlet di tiap kelas agar bisa tampil dalam nomor beregu di Paralimpiade Tokyo 2020.
Timnas menambah 2 emas dan 1 perak dari nomor beregu pada Minggu (18/11/2018). Emas pertama disumbangkan pasangan Dian David Mikael Jacobs/Komet Akbar (kelas 10). Di final, mereka menumbangkan atlet tuan rumah, Jose Manuel Ruiz Reyes/Jorge Cardona 2-0.
Pada laga pertama, ganda putra pasangan peraih emas Asian Games itu menjalani pertarungan sengit. David/Akbar sempat tertinggal 1-2 sebelum membalikkan keadaan dan menutup dengan skor 3-2 (8-11, 12-10, 9-11, 11-9, 11-4).
Keunggulan 1-0 tim Indonesia itu membuat David tampil percaya diri pada laga kedua melawan tunggal putra Cardona. David pun menang mudah 3-1 (13-11, 11-6, 9-11, 11-6). Kemenangan itu memastikan emas tambahan untuk Indonesia.
Pertandingan ketiga, tunggal putra Akbar melawan Reyes, tidak dimainkan karena medali sudah dipastikan untuk timnas lewat dua set.
Sementara itu, di beregu kelas 4-5, Indonesia memborong emas dan perak. Di final, terjadi pertarungan sesama atlet nasional Agus Sutanto/Tatok Hardiyanto dengan Adyos Astan/Yayang Gunaya. Agus/Tatok meraih emas dengan kemenangan dua set langsung.
Hasil ini menambah capaian Indonesia menjadi 5 emas, 2 perunggu, dan 1 perak. Pada hari sebelumnya, dalam nomor tunggal, David, Agus, dan Astan masing-masing menyumbangkan satu emas.
Pelatih kepala tenis meja Rima Ferdianto mengatakan, hasil di Spanyol menjadi awal yang baik dalam pengumpulan poin untuk kualifikasi Paralimpiade 2020.
Atlet nasional yang baru tampil di Asian Games, Oktober lalu, sudah mampu kembali menunjukkan puncak performanya. Hasil ini lebih memuaskan lagi karena lawannya adalah atlet Eropa yang merupakan kiblat tenis meja dunia.
Menurut Rima, nomor beregu terlihat berpotensi besar di Paralimpiade nanti. ”Terutama David/Akbar, kalau mereka bisa berdua masuk Paralimpiade, kans kita meraih medali sangat tinggi. Mereka sudah sangat padu,” ucapnya.
Minimal dua
Kendati demikian, untuk bisa tampil dalam nomor beregu, timnas harus meloloskan minimal dua atlet di setiap kelas. Masalahnya, hal itu cukup sulit mengingat hanya 10 besar peringkat dunia nomor tunggal di setiap kelas yang berhasil lolos.
Sejauh ini hanya David yang sudah aman untuk lolos. Ia berada di peringkat kedua. Kondisi itu berbanding terbalik dengan Akbar yang masih tertinggal jauh di peringkat ke-22.
”Rating Akbar masih cukup jauh untuk masuk 10 besar. Karena itu, kami harus kejar dengan mengikuti banyak kejuaraan. Setelah ini, 28 November, kami akan ke Argentina lagi,” kata Rima.
Akbar pun harus meraih prestasi lebih baik di nomor tunggal dalam kejuaraan selanjutnya. Adapun di Spanyol, Akbar kalah di perempat final tunggal.
”Ya, terus jaga kondisi dan latihan terus saja. Sambil ke depannya fokus mengikuti kejuaraan sebanyak-banyaknya,” kata Akbar.
Pasangan Agus/Tatok juga berpeluang untuk tampil beregu pada Paralimpiade jika bisa memperbaiki peringkatnya di 10 besar. Agus saat ini duduk di peringkat ke-11, sementara Tatok di peringkat ke-20.
Adapun peringkat pasangan Astan/Yayang masih jauh untuk lolos. Astan berada di peringkat ke-18 dan Yayang di peringkat ke-32. (KEL)