Taktik Jitu Tim ”Oranye”
Kehadiran generasi baru yang bersinar membawa Belanda melaju ke semifinal Liga Nasional Eropa. Mereka pun beruntung memiliki Dwight Lodeweges yang jeli melihat situasi permainan.
GELSENKIRCHEN, SELASA Kebangkitan Belanda kembali terbukti saat menahan imbang Jerman, 2-2, serta melaju ke babak semifinal Liga Nasional Eropa, Selasa (20/11/2018) dini hari WIB. Kemenangan itu mutlak berkat kepiawaian tim ”Oranye” mengubah taktik untuk menghancurkan pertahanan Jerman.
Pada awal laga di Veltins Arena, Gelsenkirchen, Jerman, itu, Pelatih Belanda Ronald Koeman memakai formasi 4-2-3-1.
Namun, strategi yang juga dipakai mengalahkan Perancis, 2-0, akhir pekan lalu, tersebut ternyata kurang efektif. Belanda justru tertinggal 0-2 pada babak pertama.
Jerman yang sudah terdegradasi ke Liga B, kasta kedua Liga Nasional Eropa, justru mampu mengeluarkan lagi kekuatannya, yang oleh Pelatih Jerman Joachim Loew disebut sebagai naluri membunuh.
Timo Werner mencetak gol pertama dengan tembakan kerasnya dari luar kotak penalti pada menit kesembilan.
Sepuluh menit kemudian, Leroy Sane menambah keunggulan bagi tim ”Panser”. Para suporter Jerman mulai mencium aroma kemenangan dan rasa bangga ketika timnya hampir mendapatkan kembali harga diri.
Dalam tiga laga sebelumnya, tim yang menjuarai Piala Dunia 2014 ini sudah dua kali kalah dan hanya baru memiliki satu poin dari laga imbang melawan Perancis.
Namun, terjadi sesuatu di bangku cadangan tim Belanda pada babak kedua setelah pemain sayap Belanda, Quincy Promes, mencetak gol balasan pada menit ke-85. Bek Belanda, Kenny Tete, mendapat secarik kertas putih dari Koeman dan menyerahkannya kepada si kapten, Virgil van Dijk.
Setelah membaca tulisan di kertas itu, tak lama kemudian Van Dijk mencetak gol pada menit ke-90. Satu poin dari hasil imbang itu cukup bagi Belanda untuk melaju ke semifinal.
Foto yang menampilkan isi catatan dalam secarik kertas yang dibaca Van Dijk itulah yang kemudian mengungkap kecerdikan tim Oranye. Seperti dalam foto yang dilansir laman NOS, Lembaga Penyiaran Belanda, kertas itu menampilkan susunan pemain dengan formasi 3-2-3-2 dan Van Dijk tidak lagi menjadi bek tengah, tetapi sebagai striker. Rupanya strategi itu berhasil.
”Catatan itu bukan dari saya, melainkan dari Dwight Lodeweges. Kami punya rencana untuk mengubah keadaan,” kata Koeman. Lodeweges merupakan mantan pelatih klub SC Heerenveen dan kini menjadi asisten Koeman di tim Oranye.
Sebagai mantan pemain bek, Lodeweges paham betul potensi yang dimiliki Van Dijk di depan gawang. Ia punya gagasan dan kebetulan Koeman langsung menyetujuinya.
”Koeman adalah pemimpin sejati. Dia memberi kebebasan kepada orang-orang di sekitarnya,” kata Lodewges akhir pekan lalu dalam wawancaranya di laman Leeuwarder Courant.
Kebanggaan Belanda
Van Dijk, bek di klub Liverpool, merasakan hasil malam itu fantastis. Dengan hasil imbang itu, Belanda mampu menyingkirkan dua juara dunia sekaligus yang menghuni Grup A1, yaitu Perancis dan Jerman.
Di semifinal, Belanda akan bergabung bersama Inggris, Portugal, dan Swiss, yang pengundiannya akan berlangsung 3 Desember 2018.
”Jika kami bisa menjuarai Liga Nasional, itu sangat fantastis. Namun, kami semua juga ingin tampil bagus pada Piala Eropa 2020 dan membuat negara kami bangga,” kata Van Dijk.
Liga Nasional dan Piala Eropa 2020 merupakan dua ajang yang bisa menjadi panggung bagi Belanda setelah terpuruk empat tahun sejak menjadi tim peringkat ketiga Piala Dunia 2014.
Sebaliknya, Jerman masih berusaha bangkit setelah terjungkal di fase grup Piala Dunia Rusia 2018. Rentetan hasil buruk Jerman selama ini kian meningkatkan tekanan bagi Loew.
”Itulah ganjaran yang harus diterima jika mengandalkan para pemain muda,” kata Loew.
Dalam laga kontra Belanda, hanya ada tiga pemain yang pernah berlaga pada Piala Dunia 2014, yaitu Mats Hummels, Toni Kroos, dan Manuel Neuer. Padahal, dengan materi pemain muda atau minim pengalaman, Jerman sempat mampu tampil sebagai juara Piala Konfederasi 2017. Mereka juga tampil garang selama kualifikasi Piala Dunia 2018.
Upaya regenerasi sebenarnya sedang dilakukan Belanda dan hasilnya positif seperti saat ini. Kini saatnya Koeman menjaga konsistensi timnya agar kelak ia tak mengeluh seperti Loew. (AP/AFP/REUTERS/DEN)