Balapan motor CEV kelas Moto2 dan Moto 3 di Sirkuit Jerez-Angel Nieto di kota Jerez de la Frontera, Spanyol, Minggu (30/9/2018), telah usai. Di belakang paddock, teknisi dan pebalap dari semua tim sibuk mengemasi barang untuk dimasukkan ke truk trailer yang akan berangkat ke lokasi balapan CEV berikutnya di Albacete, 614 kilometer dari Jerez de la Frontera.
Di tengah kesibukan itu, ada Dimas Ekky Pratama yang sedang merapikan baju balap dan perlengkapan lainnya di dalam truk. Pebalap kelas Moto2 CEV binaan Astra Honda Motor itu kemudian membawa turun dua tas berisi perlengkapan pribadi.
”Saya berangkat ke Barcelona naik pesawat. Besok sudah mulai analisis data balapan untuk Albacete,” ujarnya.
Dimas sejak dua tahun terakhir tinggal di Barcelona di rumah Bruno, pemilik Bruno Performance yang menjadi mitra Astra Honda Racing Team (AHRT) membina pebalap-pebalap Indonesia di ajang CEV Eropa. Selain Dimas, pebalap kelas Moto3 CEV, Gerry Salim, juga tinggal di Spanyol mulai tahun ini.
Bruno membina Dimas dan Gerry untuk memperbaiki teknik, fisik, dan analisis data telemetri motor hasil balapan dan latihan. Rutinitas itu menjadi siklus dari satu seri balapan ke seri balapan berikutnya. Ini pola baru, karena sebelumnya Dimas bolak-balik Indonesia-Spanyol. Akibatnya, proses adaptasi lingkungan dan percepatan perbaikan teknik terputus-putus.
AHM lantas mengubah pola pembinaan sejak 2017. Waktu itu, Dimas Ekky dan pebalap Moto3 CEV, Andi Farid Izdihar atau dikenal dengan Andi Gilang, tinggal di Eropa selama musim balapan berlangsung. Tahun ini, Dimas bersama Gerry yang menggantikan Andi Gilang tinggal di Eropa.
Dimas dan Gerry tinggal di lantai dua rumah Bruno. Mereka menempati kamar sederhana. ”Rumah Bruno tidak besar, tetapi nyaman,” ujar Dimas.
Di Barcelona, mereka digembleng dengan latihan fisik, juga teknik. Latihan fisik diatur dengan ketat, mulai angkat beban, bersepeda, lari, hingga kadang ikut lomba maraton.
Sementara latihan teknik di antaranya berlatih di trek adventure menggunakan motor trail. Gerry juga mulai berlatih dengan supermoto untuk memperbaiki pengendalian motor serta pengereman lebih dekat dengan titik masuk tikungan.
Pola latihan di trek ini juga dijalani sejumlah pebalap MotoGP, seperti Valentino Rossi, Marc Marquez, Dani Pedrosa, dan Jorge Lorenzo.
”Latihan dengan motor adventure membantu pebalap dalam mengendalikan motor, keseimbangan, kelenturan, dan kekuatan. Itu sangat penting bagi para pebalap, jadi kami juga sediakan motor trail untuk mereka,” ujar Thomas Wijaya, Direktur Pemasaran AHM di Jerez de la Frontera.
Hidup di Eropa tidak semudah yang dibayangkan. Dimas dan Gerry harus beradaptasi dengan lingkungan, makanan, dan budaya yang berbeda.
Dimas, misalnya, yang baru memiliki momongan, hanya bisa bersama anaknya selama 20 hari sejak lahir. ”Saya harus kembali ke sini (Eropa) karena ada jadwal balapan. Ya, begitulah, kangen sih kangen, tetapi semua harus dijalani,” ujar Dimas sambil tersenyum.
Selain itu, mereka sering kangen makanan Indonesia. ”Di Barcelona ada restoran makanan Asia, ada soto juga, tetapi harganya mahal. Kalau pingin banget, ya, bayar saja buat obat kangen,” ujar Dimas.
Adapun Gerry menyiasati dengan membawa abon cakalang dan serbuk cabai.
Mimpi besar menembus ajang Grand Prix menuntut kegigihan dan mental mereka untuk menjaga gelora motivasi. Jauh dari keluarga merupakan harga yang harus mereka bayar untuk meraih mimpi itu.
(AGUNG SETYAHADI dari Jerez de la Frontera, Spanyol)