MENDOZA, SELASA Uji coba demi uji coba yang diterapkan oleh pelatih sementara tim nasional Argentina, Lionel Scaloni, membuat tim ”Tango” semakin bergairah.
Dimainkannya para pemain muda membuat permainan Argentina semakin hidup dan mampu membungkam Meksiko, 2-0, dalam laga persahabatan, Rabu (21/11/2018) dini hari WIB di Mendoza, Argentina.
Kemenangan itu menjadi kemenangan ketiga dalam empat laga terakhir Argentina. Scaloni memainkan para pemain muda dalam berbagai formasi berbeda dan memberi mereka tanggung jawab masing-masing.
Kesempatan bermain itu dimanfaatkan para pemain muda untuk pamer kemampuan terbaik sehingga permainan Argentina menjadi lebih dinamis dan bergairah.
Di sisi lain, tidak dimainkannya Lionel Messi membuat para pemain Argentina tidak terlalu bergantung kepada sang megabintang. Hal itu membuat setiap pemain bekerja lebih keras dan lebih kompak untuk mencetak gol.
”Saya melalui masa lalu dan tidak pernah ada rasa saling percaya dan pertemanan yang begitu kuat sebelumnya. Semoga ini dapat berlanjut. Pada masa lalu, bersama para pemain yang berpengalaman, saya tidak merasakannya.
Kini, kami memulai dari dasar dan kami semua ingin untuk melakukannya bagi tim pelatih,” kata Mauro Icardi, penyerang Argentina.
Pada laga itu, Icardi menjadi salah satu pahlawan Argentina dengan mencetak gol pembuka pada menit kedua. Satu gol lainnya dicetak Paulo Dybala pada menit ke-87.
Bagi Icardi dan Dybala, gol itu merupakan gol pertama mereka bagi timnas Argentina. Kesempatan bermain yang jarang didapatkan membuat penyerang andalan Inter Milan dan Juventus itu kehilangan ketajaman saat membela Argentina.
Kini, di bawah Scaloni, nasib mereka mungkin berubah. Kesempatan bermain yang lebih sering dapat membuat mereka melepaskan belenggu yang membatasi mereka.
”Kami harus gembira karena dua pemain penting, seperti Icardi dan Dybala, sudah tidak terkunci. Mereka akan memberi kegembiraan bagi para penonton,” kata Scaloni.
Untuk melawan Meksiko, Scaloni memainkan formasi 4-3-3 dengan memasang delapan pemain muda yang selama ini lebih sering duduk di bangku cadangan.
Sebelum laga itu, Scaloni pernah menguji dua formasi lainnya, yaitu 4-1-4-1 saat melawan Irak bulan lalu, dan 3-4-1-2 saat melawan Meksiko, pekan lalu. Para pemain yang diturunkan oleh Scaloni juga selalu berganti.
Argentina tidak dapat memainkan dominasi penguasaan bola, tetapi mereka justru bermain efektif. Icardi membuat Argentina unggul cepat dengan memanfaatkan umpan Erik Lamela.
Meksiko bermain agresif untuk menyamakan kedudukan. Namun, serangan Meksiko dapat dipatahkan oleh para pemain bertahan Argentina. Argentina justru dapat menambah gol melalui Dybala, tiga menit jelang waktu normal berakhir.
Dengan permainan yang lebih dinamis, Argentina membangun harapan untuk menjadi juara pada Copa Amerika 2019. Argentina menembus final Copa Amerika 2015 dan 2016, tetapi selalu gagal menjadi juara.
Bagi Scaloni, keberhasilan itu memberinya harapan diresmikan menjadi pelatih tetap jika terus meraih kemenangan sampai akhir tahun. (REUTERS/AFP/ECA)