Musim Semi di Arsenal
LONDON, KAMIS - Manajer Unai Emery mengembalikan kecintaan suporter yang menghilang dari Arsenal satu dekade ini. Ia dianggap sukses membangun kembali ”The Gunners” dari puing kehancuran.
Di wilayah Inggris pada umumnya, November adalah musim gugur. Namun, di London utara, sebagian fans sepak bola menganggapnya sebagai ”musim semi”. Fenomena itu tidak terlepas dari kehadiran Unai Emery, manajer baru Arsenal.
Ya, gairah, antusiasme, bahkan cinta, kini tengah tumbuh di Arsenal. Perubahan itu terasa pada laga-laga klub asal London utara itu sepanjang musim gugur, termasuk November ini.
Arsenal kini merunut jejak seperti ketika masih berjaya, yaitu awal 2000-an. Di 16 laga terakhir di berbagai kompetisi musim ini, ”The Gunners” meraih status invincible alias tidak terkalahkan.
”Setelah stagnasi bertahun-tahun dan banyak fans yang memilih menjauh, klub kini kembali bergairah. Fans telah kembali jatuh cinta kepada Arsenal,” tutur Marc Gibbons, fans fanatik Arsenal di Pain in The Arsenal.
Satu dekade terakhir, di bawah asuhan mantan Manajer Arsene Wenger, Arsenal kerap menjadi bahan olok-olok fans lawan. Emirates, stadion berkapasitas 59.867 kursi, acap kali disebut perpustakaan raksasa. Tidak seperti Anfield di Liverpool atau Old Trafford di Manchester, Emirates sangat sunyi ketika laga digelar.
”Anda bahkan bisa mendengar suara teriakan para pemain dari bangku tribune (penonton). Nyaris tidak ada nyanyian ataupun gairah, termasuk dari sang manajer (Wenger), terlepas apa pun penampilan tim di lapangan. Kalah atau menang,” ujar Gibbons.
Suasana sunyi itu sirna seiring hadirnya Emery yang menggantikan Wenger musim panas lalu. Emirates kini kembali penuh sesak nyaris setiap kali Arsenal bermain. Tidak hanya itu, nyanyian ”Arsenal telah kembali” juga berkumandang keras di stadion itu.
Sempat terpuruk di peringkat ke-17, Arsenal perlahan bangkit dan menunjukkan kesolidannya di bawah asuhan Emery. Mereka kini bercokol di peringkat kelima Liga Inggris atau kian mendekati target utamanya musim ini, yaitu finis keempat. Telah dua musim lamanya Arsenal tidak lagi pernah finis di peringkat itu. Mereka finis kelima dan keenam di dua musim sebelumnya.
”Tidak akan mudah memang. Namun, saya yakin 100 persen Arsenal akan kembali ke tempat seharusnya (di jajaran elite Liga Inggris). Kami harus kembali ke Liga Champions dan kompetitif.
Setelah itu, kami kejar gelar juara (Liga Inggris),” tutur Direktur Pelaksana Arsenal Vinai Venkatesham dikutip Goal.com.
Penampilan Arsenal di musim ini memang tidak setajam Manchester City ala Pep Guardiola ataupun seflamboyan Chelsea bersama manajer baru Maurizio Sarri. Namun, The Gunners punya satu hal berbeda, unsur yang hilang satu dekade terakhir, yaitu keseimbangan.
Sebelum Emery hadir, Arsenal dianggap ”raksasa” yang limbung. Mereka memang bermain indah, menyerang dengan operan cepat satu-dua sentuhan, dan mengepung lawan di kotak penalti. Namun, di lain pihak, mereka gagap dalam bertahan.
Musim lalu, misalnya, mereka kebobolan 51 gol dari total 38 laga di Liga Inggris. Pertahanan mereka dengan mudah diruntuhkan tim-tim raksasa seperti Liverpool dan City.
Mereka kebobolan tujuh gol dan hanya membuat satu gol di laga tandang kontra kedua tim favorit juara itu. November ini, Arsenal mampu mengimbangi Liverpool 1-1.
Tanpa fondasi
Diakui Emery, Arsenal ibarat gedung tinggi tanpa fondasi dan struktur kokoh ketika ia pertama kali menangani tim itu. ”Bersama Arsene (Wenger), Arsenal menjadi tim menyerang.
Seiring waktu, hanya teknik dan posisi menyerang yang diperhatikan. Tim ini pun kehilangan strukturnya (keseimbangan) dan mulai runtuh,” ujar Emery blakblakan kepada koran Spanyol, Marca.
Emery pun lantas mengubah gaya bermain Arsenal. Pertahanan jadi faktor penting yang fokus dibenahi Emery. Ia lantas menggenjot fisik dan kebugaran para pemain agar sama kuat, baik saat menyerang maupun bertahan.
Tim itu pun kini tampak lebih solid, terutama dengan hadirnya dua muka baru, yaitu gelandang jangkar Lucas Torreira dan kiper Bernd Leno. Keduanya kini nyaris tidak pernah absen di skuad inti The Gunners.
”Kami membangun ulang (Arsenal) dari nol. Yang saya lakukan adalah menyatukan dua hal (kebebasan menyerang dan struktur bertahan) sekaligus.
Itu harus dilakukan jika ingin membuat tim ini kembali kompetitif. Saat ini kami masih terus membangun,” ujar Emery. (JON)