JAKARTA, KOMPAS Kualitas atlet yunior di Kejuaraan Nasional Bola Voli U-17 dinilai semakin baik, terutama dari segi penguasaan teknik dan variasi permainan. Namun, untuk tumbuh menjadi atlet profesional dan berprestasi, kemampuan mengontrol emosi, disiplin, dan sportivitas menjadi modal utama yang harus dimiliki atlet yunior.
”Penguasaan teknik, passing, servis, ataupun smes sudah cukup matang. Namun, sikap anak-anak masih harus diperbaiki,” kata anggota Ikatan Alumni Voli Indonesia, Yuliana Indra Santy, di sela-sela Kejuaraan Nasional Bola Voli U-17 di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2018).
Menurut mantan pemain Vobgard 1990-an itu, selama tiga hari kejurnas, sikap egois, tidak menghormati lawan, dan protes berlebihan masih mewarnai turnamen ini. Padahal, prestasi seorang atlet tidak hanya ditentukan kemampuan teknis, tetapi juga mental saat bertanding.
Oleh karena itu, kata Yuliana, ajang ini dapat menjadi wadah untuk mengasah mental para pemain yunior, selain juga kesempatan belajar mengontrol emosi.
Ikatan Alumni Voli Indonesia di sela-sela kejurnas ini juga menggelar pertandingan bola voli kategori di atas umur 40 tahun.
Pertandingan yang diikuti oleh para mantan atlet bola voli dari sejumlah daerah di seluruh Indonesia ini semata-mata untuk menunjukkan kepada para pemain muda tentang semangat kebersamaan yang perlu diutamakan dalam sebuah kompetisi.
”Dengan melihat kebersamaan para pemain senior yang dulu di klub mungkin saling bersaing, tetapi sekarang kompak dan saling menghargai, mereka bisa meniru. Di bola voli, yang paling utama adalah tentang persahabatan,” kata Yuliana.
Mantan pebola voli Jawa Barat, Abdul Sitorus, menambahkan, untuk membangun kedisiplinan sejak dini, materi tentang kedisiplinan perlu diajarkan dalam program kepelatihan. ”Disiplin itu harus dibangun sedini mungkin. Pemain yang disiplin berpengaruh pada kekompakan tim,” katanya.
Pelatih Tectona Suroso mengakui, kendala utama yang kerap dihadapi pemain muda adalah kedisiplinan. Sistem pembinaan pemain usia dini perlu melalui pendekatan yang komunikatif.
”Namanya juga anak-anak. Mereka masih terikat kesibukan di sekolah. Namun, kalau mau jadi atlet berprestasi, mau tidak mau kedisiplinan harus diutamakan,” ucapnya.
Final
Pada laga kemarin, tim putra Elektrik PLN melangkah ke final seusai menang atas Rajawali 3-1 (25-22, 25-18, 20-25, 25-21). Di laga puncak, Elektrik akan menghadapi pemenang laga antara Vobgard dan Sukun Muda.
Pelatih Kepala Elektrik PLN Joko Susanto mengatakan, untuk menghadapi laga final nanti, tim akan terus mengasah variasi serangan. ”Kami akan perbaiki irama tim untuk lebih dinamis dalam menyerang.
Kami juga belum pernah bertemu tim-tim yang akan melangkah ke final sehingga pertahanan juga akan terus diperkuat,” katanya.
Di kategori putri, Bharata Muda ke final seusai mengalahkan Jenggolo 3-1 (22-25, 25-20, 25-15, 25-17). Di final, Bharata Muda akan melawan pemenang antara Tectona dan GMSBS. (E13)