JAKARTA, KOMPAS – Tren positif ditunjukkan tim nasional bulu tangkis paralimpiade setelah kesuksesan di Asian Para Games 2018. Dalam turnamen Australia Terbuka 2018, 22-25 November, yang dijadikan pemanasan sebelum kualifikasi Paralimpiade Tokyo 2020, mereka berhasil meraih 6 emas, 2 perak, dan 3 perunggu.
Dalam final Australia Terbuka pada Minggu (25/11/2018), atlet nasional meraih emas di enam nomor. Leani Ratri Oktila menjadi penyumbang terbanyak lewat tiga emas, yaitu di nomor tunggal putri SL4, ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah Sukohandoko, dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Dwiyoko.
Di final ganda putri, Ratri/Khalim menang 21-7, 21-18 atas atlet Jepang Ito Noriko/Suzuki Ayako. Pada final selanjutnya, ganda campuran, Ratri/Dwiyoko mendapatkan perlawanan sengit dari atlet Perancis Braud Veronique/Gailly Gillaume, sebelum menang 19-21 21-8 21-10.
Sementara itu, di final tunggal putri SL4-SU5, Ratri kalah dari atlet Jepang Ayako Suzuki (SU5) 17-21, 18-21. Meski begitu, Ratri berhak mendapatkan emas di SL4 dan perak di SU5. Nomor SL4 dan SU5 terpaksa digabung karena kekurangan peserta. Akan tetapi, perolehan medali dipisahkan menjadi dua nomor.
Ratri mengatakan, hasil ini sangat positif di balik persiapan minim menuju Australia. “Belum kembali ke performa terbaik, karena belum ada persiapan khusus setelah Asian Para Games kemarin,” ucap peraih 2 emas dan 1 perak di Asian Para Games 2018 itu.
Hasil itu membuat Ratri semakin kokoh di peringkat pertama dunia Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dalam nomor tunggal putri dan ganda putri. Sebenarnya Ratri juga berada di peringkat pertama ganda campuran. Namun, di Australia, ia tidak berpasangan dengan tandem tetapnya, Hary Susanto, yang berhalangan tampil karena cedera otot kaki.
Dengan tetap berada di peringkat pertama dunia, Ratri akan diuntungkan pada turnamen awal 2019 atau saat dimulainya pencarian poin Paralimpiade Tokyo. Ratri akan mendapatkan posisi unggulan dan akan cenderung mendapatkan lawan yang ringan di babak awal.
Tiga emas lainnya dihasilkan oleh Dwiyoko/Fredy Setiawan di ganda putra SL3/SL4, Fredy di tunggal putra SL4, dan Suryo Nugroho di tunggal putra SU5. Dwiyoko/Fredy menghasilkan emas lewat pertarungan menegangkan dalam tiga gim selama 55 menit melawan Pramod Bhagat/Sukant Khadam dari India, 25-23, 22-24, 22-20.
Hasil kurang memuaskan didapatkan juara dunia tunggal putra SL3, Ukun Rukaendi. Setelah kalah di final Asian Para Games, Ukun kembali gagal menaklukkan atlet India Pramod Bhagat. Atlet berusia 48 tahun itu kalah 16-21, 18-21.
Pelatih bulu tangkis Yunita Ambar yang mendampingi timnas mengatakan, penampilan Ukun akan dievaluasi. Ke depannya, Ukun harus menjaga stamina dan fisik lebih baik. Secara teknik, atlet Jawa Barat itu tidak perlu diragukan lagi.
“Secara keseluruhan, penampilan enam atlet yang berangkat masih terjaga meskipun baru saja mengikuti Asian Para Games bulan lalu. Ke depannya, kami akan pikirkan event mana yang akan diikuti untuk mencari poin ke Paralimpiade,” tambah Yunita.
Adapun tiga perunggu berasal dari Suryo yang berpasangan dengan atlet India Sugil Abbas di ganda putra SU5 dan Ukun yang bergabung bersama atlet Jerman Tim Haller di ganda putra SL3-SL4. Juga, Fredy/Khalim yang dikalahkan Ratri/Dwiyoko di semifinal.