Di liga domestik, AS Roma kehilangan determinasi dan Real Madrid tidak bisa menjaga gawangnya dengan baik. Mereka berusaha mengatasi masalah itu di Stadion Olimpico.
ROMA, SENIN AS Roma dan Real Madrid sedang dalam kondisi terburuk saat bertemu lagi pada laga penyisihan Grup G Liga Champions di Stadion Olimpico, Roma, Italia, Rabu (28/11/2018) pukul 03.00 WIB. Laga ini menjadi arena bagi kedua tim untuk beradu cepat keluar dari krisis.
Roma sebagai tuan rumah masih terseok-seok di Serie A. Karakter sebagai tim yang mampu menembus semifinal Liga Champions musim lalu tak lagi terlihat saat mereka dikalahkan Udinese, 0-1, akhir pekan lalu. Kini, ”Serigala Roma” itu berada di peringkat ketujuh dan peluang mereka untuk bertarung di tiga besar klasemen menipis.
Musim ini adalah musim terburuk bagi Roma sejak musim 2011-2012. Waktu itu Roma juga finis di peringkat ketujuh ketika dilatih Luis Enrique, yang saat ini justru sukses membangkitkan tim nasional Spanyol.
Penampilan buruk sang Serigala membuat pendukung mereka marah. ”Normal jika mereka marah. Saya pun juga marah,” kata Pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco, seperti dikutip laman Footbal-Italia, Senin (26/11).
Menurut Di Francesco, timnya saat ini kehilangan determinasi. Para pemain kehilangan kepercayaan diri lagi. Determinasi dan kepercayaan diri ini merupakan modal yang sulit didapatkan dan dipertahankan.
Kesulitan Di Francesco pun bertambah ketika sejumlah pemainnya masih mengalami cedera. Salah satunya adalah Daniele De Rossi, gelandang bertahan yang menjadi inspirasi Roma di lini tengah. Selain itu, gelandang Lorenzo Pellegrini juga bakal absen setelah mengalami cedera saat melawan Udinese.
Ini adalah periode tersulit bagi Di Francesco yang kini terancam kariernya. Laman Sport Mediaset melansir bahwa mantan pelatih Sassuolo itu hanya diberi kesempatan dalam dua laga berikut untuk membuktikan kemampuannya. Dua laga yang sulit karena ia akan akal menghadapi Real Madrid, juara bertahan Liga Champions, dan Inter Milan yang kini tengah menanjak.
Adapun pada laga pertama Grup G pada September lalu, Roma dilibas Real, 0-3, di Stadion Santiago Bernabeu. ”Kami tidak bermain selayaknya tim yang berlaga di Liga Champions pada laga pertama itu. Sekarang kami ingat bahwa Real adalah tamu pada laga nanti,” kata bek AS Roma, Aleksandar Kolarov, seperti dikutip laman UEFA.
Pertahanan kacau
Hal serupa dialami Real. Akhir pekan lalu, Real dilibas Eibar, 0-3. Meski memiliki kiper terbaik di ajang Piala Dunia Rusia 2018, Thibaut Courtois, dan bek tangguh sekelas Sergio Ramos, pertahanan mereka masih kacau.
Jika melihat ke data klasemen sementara La Liga, pertahanan Real akan tampak sangat buruk. Dalam 13 laga terakhir ini, mereka mencetak 20 gol dan kebobolan 19 gol.
”Kami berusaha agar tak kebobolan lagi dan mencetak lebih banyak gol. Itu tugas kami yang sudah kami lakukan dalam beberapa laga terakhir,” kata Pelatih Real Madrid Santiago Solari.
Dalam tiga laga pertamanya sebagai pelatih sementara Real, Solari sukses besar. Real selalu menang dan tidak kebobolan. Justru ketika menjalani debutnya sebagai pelatih resmi Real, Solari malah menelan kekalahan di kandang Eibar.
Namun, bagi Roma maupun Real, Liga Champions adalah ajang yang berbeda. Kedua tim memiliki gairah yang berbeda di level Eropa itu. Dalam posisi sekarang, kedua tim berpeluang besar lolos ke babak 16 besar.
Real tinggal membutuhkan kemenangan atas Roma untuk mengunci puncak klasemen Grup G. Adapun Roma bisa lolos ke babak 16 besar di peringkat kedua cukup dengan hasil imbang saat melawan Real, atau jika CSKA Moskwa kalah pada laga lainnya melawan Viktoria Plzen. Di tengah krisis ini, Liga Champions menjadi jalan bagi Roma dan Real untuk menjaga harga diri. (REUTERS/DEN)