Final Sesama Indonesia Matangkan Persaingan di Pelatnas
Oleh
E06
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dua pasangan ganda campuran Indonesia bertemu di final Kejuaraan Bulu Tangkis Yunior 2018 di Ontario, Kanada, Minggu (18/11/2018). Pasangan Leo Rolly/Indah Cahya keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan Rehan Naufal/Siti Fadia.
Pelatih Ganda Campuran Pelatnas PBSI Amon Santoso di Jakarta, Senin (26/11/2018), merasa bahagia anak-anak asuhnya mampu meraih dua medali di Kejuaraan Dunia Yunior. Menurut dia, keberhasilan Leo/Indah merebut medali emas memberi harapan Indonesia akan memiliki lagi ganda campuran hebat pengganti pasangan legendaris Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Pada kejuaraan yang sama tahun lalu, Rehan/Siti juga meraih perak. "Tahun depan kami sudah naik ke level senior yang sudah pasti persaingannya lebih ketat. Dua kekalahan di final kejuaraan dunia yunior mendorong kami untuk terus berlatih keras agar dapat meningkatkan prestasi," kata Rehan saat konferensi pers penghargaan atlet-atlet berprestasi dari Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, pada Senin.
Persaingan ganda campuran Indonesia itu, jika bisa dikelola dengan baik bisa membuat kemampuan keduanya meningkat dengan cepat. "Kalau ada persaingan ketat di pelatnas maka mereka tidak akan bisa tidur tenang sebelum memastikan telah berlatih dengan maksimal," ujar Amon.
Selain dua pasangan ganda campuran itu, dalam ajang yang sama, prestasi juga diraih pasangan ganda putri Siti Fadia/Agatha Imanuella dan Ribka Sugiarto/Febriana Dwipuji yang mendapat medali perak. Pada semifinal, Siti/Agatha dijegal pasangan China Liu Xuanzuan/Xia Yuting. Adapun Ribka/Febriana dikalahkan pasangan Jepang Akane Araki/Riko Imai.
Pelatih ganda putri pelatnas PBSI Anggun Nugroho mengatakan, kedua pasangan ganda putri itu memiliki kelemahan saat harus melakukan reli panjang. "Dari segi teknis, hal itu memang mendesak untuk segera diperbaiki agar para pemain bisa menorehkan prestasi lebih tinggi," ujarnya.
Atas kerja keras ketujuh atlet asal PB Djarum itu, mereka mendapat sejumlah bonus dari Djarum Foundation. Hadiah berupa uang yang diterima para atlet tidak dapat langsung dicairkan, melainkan disimpan dalam bentuk deposito.
Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppi Rosimin, mengatakan, hal itu dilakukan demi kebaikan para atlet di masa depan. Ia mengatakan, atlet hanya diperbolehkan menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan yang sangat mendesak dengan terlebih dahulu berbicara dengannya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, mengimbau, agar hasil baik yang telah diraih sejumlah atlet di Kejuaran Dunia Yunior 2018 tidak membuat mereka puas diri. "Jalan masih panjang, selain berlatih mereka harus memperbanyak jam terbang di berbagai kompetisi lain," katanya. (PANDU WIYOGA)