JAKARTA, KOMPAS Pembinaan yang seimbang dengan adanya tempat latihan yang memadai, regenerasi atlet berkelanjutan, dan kejuaraan daerah yang rutin menjadikan Perbakin Jawa Barat memiliki pembinaan atlet menembak terbaik di Indonesia saat ini. Atlet-atlet Jawa Barat sering memenangi kejuaraan nasional dan mendominasi tim nasional menembak.
Buah pembinaan Perbakin Jabar juga terlihat dalam Kejuaraan Nasional Menembak Antar-Pengurus Provinsi 2018 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, 23-28 November 2018. Hingga Senin (26/11/2018) pukul 20.10, Jabar yang berkekuatan 88 atlet bertengger di puncak klasemen dengan 7 medali emas, 7 perak, 6 perunggu.
Mereka meninggalkan para pesaingnya, seperti Riau di urutan kedua dengan 3 emas dan 1 perak serta DKI Jakarta di urutan ketiga dengan 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu.
Pelatih kepala tim menembak Jabar, Agus Supartono, mengatakan, pada kejurnas itu, timnya menargetkan menjadi juara umum. Itu bukan target yang muluk-muluk. Mereka sudah sering menjadi juara umum di ajang bergengsi nasional.
Dalam Kejurnas Menembak Piala Gubernur Kalimantan Selatan di Banjarmasin, 26 Oktober-2 November, Jabar keluar sebagai juara umum dengan 5 emas, 8 perak, dan 3 perunggu. Pada PON Jabar 2016, mereka pun keluar sebagai juara umum dengan 13 emas, 5 perak, dan 5 perunggu.
”Apalagi kali ini kami turun dengan kekuatan terbaik. Jadi, kami optimistis bisa menjadi juara umum,” ujar Agus.
Menurut Agus, Perbakin Jabar dan pemerintah daerah serius mengembangkan cabang menembak. Sejak 2010, mereka sudah mulai mendatangkan pelatih asal Korea Selatan. Para atlet pun sering dikirim uji tanding di luar negeri.
Puncaknya, Jabar memiliki fasilitas mumpuni setelah PON 2016. ”Keberadaan fasilitas yang baik merupakan modal besar untuk pembinaan menembak. Dari sana regenerasi yang baik bisa terus dilakukan.
Hal itu dilengkapi pula dengan rutinnya daerah menggelar kejuaraan lokal, yakni Jabar Sunday Match yang diselenggarakan setiap bulan,” kata Agus.
Jabar pun menjadi daerah penghasil atlet menembak terbaik nasional. Pada Asian Games 2018 ada tiga atlet asal Jabar dari 10 atlet di timnas menembak.
Mereka adalah M Naufal Mahardika, Fathur Gustafin, dan Vidya Rafika. Pada SEA Games 2011, satu-satunya medali yang diraih Indonesia dari menembak disumbangkan oleh Naufal, yakni emas pada nomor 10 meter air rifle putra.
Tiga komponen
Sekretaris Jenderal PB Perbakin Agung Prabowo mengatakan, dalam pembinaan menembak, ada tiga komponen utama yang saling berkaitan, yakni sarana dan prasarana latihan yang baik, regenerasi yang berkelanjutan, dan kejuaraan daerah yang rutin.
Ia mencontohkan, di Palembang, Sumatera Selatan, meski setelah SEA Games 2011 punya lapangan tembak standar internasional, tidak ada geliat pembinaan dan kejuaraan di daerah itu. Akhirnya atlet menembak Sumsel belum menonjol hingga saat ini.
Lalu ada Riau dan sejumlah daerah di Kalimantan yang punya geliat pembinaan dan kejuaraan daerah. Namun, mereka belum didukung dengan fasilitas memadai. Akhirnya, mereka belum terlalu menonjol.
”Fasilitas memang menjadi kendala utama. Sampai sekarang, hanya tiga daerah yang punya fasilitas standar internasional, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan,” ujar Agung. (DRI)